Sabtu, 20 September 2014

Rehab Sekolah Disinyalir Bermasalah

Kotabumi (SL) – Proyek rehab yang menggunakan Dana Alokasi Khusus
(DAK) tahun 2013 pada Sekolah Dasar (SD) Ratu Jaya, Desa Ratu Jaya,
Kecamatan Sungkai Tengah ditengarai sarat penyimpangan. Indikasi
penyimpangan dimaksud diantaranya terlihat jelas dari buruknya
kualitas lantai keramik, kusen jendela, kusen pintu serta plafon
ruangan kelas di SD tersebut.

Pantauan dilapangan, Sabtu (19/7) sekitar pukul 13:43 WIB, sejumlah
lantai keramik, kusen jendela, dan kusen pintu, plafon ruangan kelas
SD itu tidak seluruhnya diganti baru melainkan hanya dikerjakan secara
tambal sulam. Kalau pun diganti, kualitasnya sangat tidak memenuhi
syarat. Lantai keramik di SD itu tampak warna – warni karena tidak
sama warnanya. Pun begitu dengan kondisi kusen pintu dan jendela juga.
Kusen – kusen bangunan kelas dimaksud terlihat telah ada yang mulai
melengkung.

Indikasi penyimpangan ini semakin diperkuat dengan pengakuan nara
sumber yang dapat dipercaya dari Koran ini. Dimana, menurutnya, pada
tahun 2013 lalu, pihak sekolah mendapat DAK untuk memperbaiki  sekitar
empat ruangan kelas yakni ruang kelas 1, 2, 4, dan 5. Sayangnya, pada
prakteknya, proyek DAK  itu terkesan dikerjakan ala kadarnya.

“Rehab ini tidak total semua mas. Yang direhab total hanya atap saja,”
tutur dia, Minggu (18/7).

Sementara mengenai kusen pintu, Jendela, dan lantai keramik didepan
ruangan kelas, terusnya, hanya diperbaiki seadanya. Pihak sekolah
hanya mengganti beberapa bagian dari  kusen pintu, Jendela, dan lantai
keramik. “Kayu Kusen Jendela, pintu, keramik masih menggunakan kayu
lama. Kalau pun ada yang diganti, itu hanya hanya dianyam. Dianyam itu
hanya mengganti yang rusak,” terangnya lagi.

Kondisi serupa juga terjadi pada pada plafon ruang kelas sekolah yang
hanya diganti seadanya oleh pihak sekolah. Plafon sejumlah ruangan
kelas hanya diganti beberapa bagian yang rusak saja. “Plafon juga
hanya diayam mas. Tapi kalau pintu – pintu kelas memang diganti baru
semua,” urai dia.

Sementara menurut sumber lainnnya yang dapat dipercaya, total DAK yang
diterima pihak sekolah dimaksud sekitar Rp. 144 juta. Dimana ratusan
juta uang milik negara itu diperuntukan bagi perbaikan tiga tuang
kelas di SD tersebut. “(Total DAK untuk 3 ruang di SD itu) Kalau
enggak salah, Rp. 144 juta,” singkat dia.
Proyek DAK SD tersebut yang diduga tidak sesuai itu menunjukan bahwa
adanya indikasi ‘permainan’ antara Kepala Sekolah sejumlah oknum
pejabat dinas terkait. Pasalnya, Pemantauan dan Evaluasi pelaksanaan
DAK  Bidang  Pendidikan  Dasar  Tahun  Anggaran  2013  dilakukan oleh
Dinas Pendidikan masing – masing daerah. Dimana, Pemantauan dan
Evaluasi ini didasarkan atas laporan yang dilakukan oleh setiap
sekolah penerima DAK sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia (Permendikbud) Nomor 79
Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Permendikbud Nomor 12 TAHUN 2013
Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang
Pendidikan Dasar Tahun Anggaran 2013.

Sayangnya, Sejak Sabtu (19/7) hingga Minggu (20/7), Kepala Dinas
Pendidikan Budi Utomo belum berhasil dikonfirmasi meski nomor
ponselnya dengan nomor 081379468xxx dalam keadaan aktif.(Feaby)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...