Kotabumi (SL) – Aksi perang opini dan saling klaim yang terbaik
terus terjadi diantara para kandidat peserta Pemilihan Umum Kepala Daerah
(Pemilukada) Lampung Utara (Lampura) yang akan dihelat pada bulan September
mendatang.
Setelah sebelumnya calon incumbent yakni
Bupati Zainal Abidin menuding bahwa fenomena yang makin marak diwilayahnya
didalangi oleh para calon pesaingnya dalam merebut kursi orang nomor satu di
Lampura periode 2014 – 2019 mendatang. Kini, salah kandidat peserta
Pemlukada setempat, Agung Ilmu Mangkunegara menuding bahwa pemerintahan Bupati
Zainal Abidin telah gagal memberikan hak – hak masyarakat Lampura mulai dari tersedianya
keamanan, pendidikan hingga ke baiknya sarana infrastruktur.
“Siapa yang ingin keamanan di
Lampura. Siapa yang ingin pendidikan gratis dari SD sampai SMA. Siapa yang
ingin jalan-jalan di Lampura mulus. Semuanya ada di perubahan,” kata dia dalam
kegiatan jalan sehat yang digelar oleh PKS Lampura, di stadion Sukung Kotabumi,
Minggu (21/4).
Masyarakat Lampura, menurutnya,
telah bosan dengan minimnya perhatian Pemkab Lampura terhadap kepentingan
rakyat sehingga perubahan dalam segala hal merupakan hal mendesak yang perlu
segera dilakukan. “Berikan hak-hak rakyat. Kita sudah bosan dengan yang
begini-begini saja. Bosan dengan tidak adanya perhatian. Lampura perlu
perubahan, untuk itu jadikan saya sebagai pelayan rakyat,” tukasnya seraya
meminta doa dan dukungan kepada peserta jalan sehat agar dapat membawa
Kabupaten Lampura menuju perubahan yang lebih baik lagi bila keluar sebagai
pemenang dalam Pemilukada nanti.
Sementara. Ketua DPD PKS Lampura,
Zainul Arifin ketika dikonfirmasi disela – sela kegiatan menyebutkan bahwa
kegiatan jalan sehat yang mengusung tema Cinta, Kerja, dan Harmoni dan
dimeriahkan oleh ratusan peserta tersebut, disamping untuk memperingati Milad
PKS ke 15, tapi juga bertujuan untuk mempererat tali silahturahim antara PKS dengan
masyarakat Lampura. ”Kita ingin melalui kegiatan ini kebersamaan antara kader
PKS dengan masyarakat Lampura terus terjalin,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, Ketua
Lembaga Masyarakat Penyimbang Adat Lampung (MPAL), Iwan Setiawan Aliasan
Puncak menilai bahwa perbuatan saling menjelekan dan menjatuhkan antar kandidat
adalah perbuatan bodoh alias mubazir. "Lebih baik dan lebih bijak bila
para kandidat mengedepankan politik santun dari pada mengumbar kejelekan antar
sesama mereka," tegasnya.(Feaby)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar