Kotabumi, HL - Komisi D DPRD Lampung Utara (Lampura) turut menyesalkan
insiden pemukulan siswa yang dilakukan oleh oknum guru SDN 04 Tanjung Aman,
Kecamatan Kotabumi Selatan, Lampung Utara (Lampura).
“Kita sangat sesalkan insiden pemukulan ini. Kurang
bijak rasanya, jika setiap persoalan itu diselesaikan dengan kekerasan. Sudah bukan
zamannya lagi main kekerasan,” kata Darwin Hifni, anggota Komisi D DPRD
Lampura, melalui telepon selulernya, Senin (24/9).
Menurutnya, jika terjadi kendala dalam Kegiatan
Belajar Mengajar antara tenaga pendidik dan anak didiknya seharusnya sang
tenaga pendidik dapat menyikapi persoalan itu dengan bijak dan lapang dada. Selain
itu, sang tenaga pendidik dapat mengkomunikasikan persoalan yang terjadi pada
seorang siswanya kepada wali murid yang bersangkutan.
“Persoalan ini tidak akan terjadi jika saja komunikasi
yang intensif antara wali kelas dan wali murid cukup terjalin. Paling tidak,
para tenaga pendidik itu kan
bisa memberikan informasi kepada wali murid terkait anak didiknya. Jangan langsung
main tamper seperti itu,” bebernya.
Legislator asal PAN ini menghimbau kepada pihak
sekolah serta dinas terkait untuk lebih mengedepankan sikap profesional dalam
melakukan Kegiatan Belajar Mengajar disekolah agar peristiwa ini tidak kembali
terulang dikemudian hari.
Sebelumnya, Perhimpunan Mahasiswa
Islam Indonesia (PMII) Lampung Utara
(Lampura), Yoki Agung Malian mengecam keras aksi pemukulan tersebut. "Kita sangat sayangkan kenapa insiden pemukulan ini sampai terjadi. Karena sebagai seorang tenaga pendidik, tindakan seperti itu sangatlah tidak pantas untuk dilakukan. Seorang Pendidik wajib memberikan tauladan yang baik kepada anak didiknya. Bukan malah sebaliknya," ucapnya, Kamis (20/9).
(Lampura), Yoki Agung Malian mengecam keras aksi pemukulan tersebut. "Kita sangat sayangkan kenapa insiden pemukulan ini sampai terjadi. Karena sebagai seorang tenaga pendidik, tindakan seperti itu sangatlah tidak pantas untuk dilakukan. Seorang Pendidik wajib memberikan tauladan yang baik kepada anak didiknya. Bukan malah sebaliknya," ucapnya, Kamis (20/9).
Yoki melanjutkan seyogyanya seorang
pendidik lebih pendekatan persuasif kepada anak didiknya guna menciptakan
suasana yang senyaman mungkin dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) agar anak
didik dapat lebih menyerap semua ilmu yang diberikan dari guru-guru
disekolahnya dengan maksimal.
"Dinas Pendidikan harus
dapat merubah pola pengajaran ala militer seperti ini. Karena ini menyangkut
aspek psikologis peserta didik dimasa mendatang. Jadi, jangan anggap remeh
persoalan ini," tandasnya seraya berharap insiden seperti ini tidak akan
terulang kembali dikemudian hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar