Kotabumi, HL - Ambruknya gedung SDN 3 Sri
Menanti, Tanjung Raja, Lampung Utara mulai menuai kecaman. Lantaran, kuat
dugaan rehab sedang SDN tersebut dibuat dengan perencanaan yang kurang matang
alias asal-asalan.
Ketua LSM Putra Pribumi,
Saparudin mengaku miris dengan kenyataan tersebut. Sebab, menurutnya, hal ini
membuktikan bahwa pihak rekanan tidak mengutamakan keselamatan para siswa yang
menimba ilmu disana.
"Bagaimana bisa bangunan
yang baru berumur delapan bulan sudah ambruk seperti itu kalau memang
perencanaan yang mereka lakukan telah direncanakan dengan matang. Disamping
itu, saya menduga proyek rehab itu tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya
(RAB) yang sudah ditentukan oleh dinas terkait,” katanya, dikediamannya, Kamis
(6/9).
Dalam persoalan ini, ia melanjutkan,
Pemerintah Kabupaten melalui Dinas terkait harus segera memberikan teguran
keras kepada pihak rekanan karena melakukan pekerjaan yang hanya mengutamakan
keuntungan tanpa memikirkan kualitas pekerjaannya itu sendiri. “Saya minta
Bupati menegur keras pihak rekanan yang melakukan rehab di SDN tersebut agar dapat
menjadi contoh bagi rekanan lainnya serta tidak kembali terulang dikemudian
hari. Cari untung, cari untung dong. Tapi tolong pikirkan juga keselamatan
nyawa orang. Pokoknya, harus ada langkah tegas dari Bupati terkait persoalan
ini!!,” tukas dia.
Hasil pantauan dilapangan, Kamis
(6/9), akibat preseden buruk tersebut, para siswa kelas V dan VI yang
sebelumnya menggunakan lokal tersebut terpaksa belajar di pelataran parkir
sekolah. Kondisi parkiran yang terbuka dan beratapkan asbes sangat mengganggu
kenyamanan dan konsentrasi para siswa itu dalam belajar.
Daffa, salah satu siswa kelas V membenarkan
bahwa mulai hari ini dirinya beserta kawannya yang lain belajar di tempat
parkir. Dimana terangnya, tempat tersebut beratapkan asbes dan dindingnya
ditutup menggunakan terpal. "Kami tetap belajar diatas meja dan kursi kayu.
Keadaan tersebut sangat mengganggu, karena dengan keadaan diruang terbuka,
membuat panas saat belajar. Belum lagi, suara bising dari kendaraan yang keluar
masuk sekolah, mengganggu aktivitas belajar. Suara bising dari kenalpot motor,
agak mengganggu kak, belum lagi debu yang berterbangan, membuat kami tidak konsentrasi
belajar," jelasnya, Kamis (6/9).
Hal senada diungkapkan Andre,
salah satu guru, di sekolah tersebut. Ia mengatakan setelah atap di ruang kelas
5 dan 6 serta lokal untuk guru, runtuh, meubeler (kursi, meja) langsung
dipindahkan ketempat yang aman. Mereka, sambung dia, terpaksa belajar ditempat
parkir kendaraan para guru. "Sekitar 28 murid yang menempati parkiran
sebagai ruang belajarnya, jika dibilang kondisi darurat, ya darurat,"
ujarnya.
Ia berharap kondisi tersebut
tidak berlangsung lama, sehingga dirinya bersama rekannya yang lain dapat
kembali diruang belajar yang roboh.
.
Ia menambahkan, setelah kejadian beberapa pihak sudah meninjau lokasi, seperti anggota DPRD Lampura, Dinas Pendidikan, Camat Tanjung Raja.
Ia menambahkan, setelah kejadian beberapa pihak sudah meninjau lokasi, seperti anggota DPRD Lampura, Dinas Pendidikan, Camat Tanjung Raja.
Sekadar mengingatkan, Pemkab
Lampung Utara, khususnya dinas terkait harus lebih memperhatikan pembangunan
sekolah, terlebih jika ada sekolahan yang ambruk. Seperti yang terjadi disalah
satu bangunan SDN 3 Srimenanti Kecamatan Tanjung Raja Lampung Utara (Lampura)
ambruk rata dengan tanah pada Selasa (4/9) sekitar pukul 14.30 WIB. Penyebab
runtuhnya bangunan, yang terdiri dari tiga ruang kelas dan satu ruang kantor
baru, belum diketahui.
Kepada sejumlah wartawan Kepala
SDN 3 Srimenanti, Mubin Abdi Esa menuturkan, tanda-tanda akan roboh bangunan
pada Jumat (30/8) lalu, saat siswa sedang belajar dalam kelas tiba-tiba atap
plafon bersuara seperti ada benda kayu yang patah, Tak lama bagian dari plapon
itu ambruk kelantai," ujar Mubin dihubungi Rabu (5/9).
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan lanjut Mubin, pihaknya serta merta memindahkan siswa keruang kelas lainnya yang diyakini aman,”Ternyata rasa khawatir kami terbukti, pada Selasa (4/9) sekitar pukul 14.30 WIB seluruh kap gedung ambruk kebawah. Kejadian ambruknya gedung itu disaksikan oleh seluruh siswa serta dewan guru,”cerita dia.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan lanjut Mubin, pihaknya serta merta memindahkan siswa keruang kelas lainnya yang diyakini aman,”Ternyata rasa khawatir kami terbukti, pada Selasa (4/9) sekitar pukul 14.30 WIB seluruh kap gedung ambruk kebawah. Kejadian ambruknya gedung itu disaksikan oleh seluruh siswa serta dewan guru,”cerita dia.
Dia meminta kepada pihak terkait
mencarikan solusi untuk segera melakukan perbaikan gedung. “Semua demi
kelancaran proses atau kegiatan belajar mengajar (KBM),”ujar dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar