Kotabumi (SL) - Nada sumbang atas kebijakan Rolling jabatan eselon III dan IV oleh Bupati Agung Ilmu Mangkunegara mulai bermunculan. Pasalnya, rolling ratusan pejabat itu ditengarai sarat nuansa politik.
Imam Syuhada, salah satu tokoh masyarakat Kabupaten Lampung Utara (Lampura) misalnya, membenarkan adanya unsur politis dibalik rolling ratusan pejabat yang dilakukan pemerintahan Bupati Agung Ilmu Mangkunegara. Lantaran menurutnya, sejumlah pejabat yang di-nonjob-kan atau dipindah tugaskan tersebut dikenal oleh kalangan masyarakat sebagai orang - orang yang loyal dengan Bupati terdahulu. "Apa ini bukan dendam politik namanya jika yang dirolling itu orang - orang yang loyal dengan Bupati terdahulu," tanya dia, Minggu (27/4).
Meski kebijakan untuk merolling para pejabat itu merupakan hak Bupati Agung Ilmu Mangkunegara sebagai Kepala Daerah, terus dia lagi, namun seyogyanya rolling itu dilakukan secara objektif tanpa ada unsur dendam politik didalamnya. Sebab menurutnya, seorang pemimpin itu tidak boleh memiliki atau memelihara perasaan dendam kepada bawahannya. Jika rolling pejabat semata - mata dilandasi oleh rasa dendam dan bukan karena pertimbangan kebutuhan organisasi maka perubahan ke arah yang lebih baik tak akan dapat tercipta. "Pemimpin itu mestinya tidak boleh memelihara rasa dendam. Bijaklah dalam melangkah. Jangan membangun image negatif di masyarakat,” imbuhnya.
Sementara itu, berdasarkan informasi rolling 180 pejabat eselon III dan IV di lingkungan Pemkab Lampung Utara yang dilakukan bupati tidak melibatkan Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat). Namun demikian hal itu dibantah mentah-mentah oleh Sekkab Lampura Hamartoni Ahadis dengan mengatakan, pelaksanaan rolling sesuai dengan kebutuhan organisasi Pemkab Lampura. "Pelaksanaan rolling ini sesuai dengan kebutuhan. Kami berharap semua pejabat yang menempati jabatan baru dapat menyesuaikan dan mampu menjabarkan semua yang disampaikan oleh Pak Bupati,” singkatnya
Berdasarkan informasi yang dihimpun pasca rolling yang dilakukan oleh Bupati Agung tersiar kabar beberapa camat kembali dinonjobkan, selain itu beberapa PNS yang diduga jarang masuk kantor di zaman kepemimpinan Zainal Abidin ikut mendapatkan jabatan sebagai lurah. Bahkan ada seorang camat yang berlatar belakang guru dari SMKN 3 Kotabumi.
Imam Syuhada, salah satu tokoh masyarakat Kabupaten Lampung Utara (Lampura) misalnya, membenarkan adanya unsur politis dibalik rolling ratusan pejabat yang dilakukan pemerintahan Bupati Agung Ilmu Mangkunegara. Lantaran menurutnya, sejumlah pejabat yang di-nonjob-kan atau dipindah tugaskan tersebut dikenal oleh kalangan masyarakat sebagai orang - orang yang loyal dengan Bupati terdahulu. "Apa ini bukan dendam politik namanya jika yang dirolling itu orang - orang yang loyal dengan Bupati terdahulu," tanya dia, Minggu (27/4).
Meski kebijakan untuk merolling para pejabat itu merupakan hak Bupati Agung Ilmu Mangkunegara sebagai Kepala Daerah, terus dia lagi, namun seyogyanya rolling itu dilakukan secara objektif tanpa ada unsur dendam politik didalamnya. Sebab menurutnya, seorang pemimpin itu tidak boleh memiliki atau memelihara perasaan dendam kepada bawahannya. Jika rolling pejabat semata - mata dilandasi oleh rasa dendam dan bukan karena pertimbangan kebutuhan organisasi maka perubahan ke arah yang lebih baik tak akan dapat tercipta. "Pemimpin itu mestinya tidak boleh memelihara rasa dendam. Bijaklah dalam melangkah. Jangan membangun image negatif di masyarakat,” imbuhnya.
Sementara itu, berdasarkan informasi rolling 180 pejabat eselon III dan IV di lingkungan Pemkab Lampung Utara yang dilakukan bupati tidak melibatkan Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat). Namun demikian hal itu dibantah mentah-mentah oleh Sekkab Lampura Hamartoni Ahadis dengan mengatakan, pelaksanaan rolling sesuai dengan kebutuhan organisasi Pemkab Lampura. "Pelaksanaan rolling ini sesuai dengan kebutuhan. Kami berharap semua pejabat yang menempati jabatan baru dapat menyesuaikan dan mampu menjabarkan semua yang disampaikan oleh Pak Bupati,” singkatnya
Berdasarkan informasi yang dihimpun pasca rolling yang dilakukan oleh Bupati Agung tersiar kabar beberapa camat kembali dinonjobkan, selain itu beberapa PNS yang diduga jarang masuk kantor di zaman kepemimpinan Zainal Abidin ikut mendapatkan jabatan sebagai lurah. Bahkan ada seorang camat yang berlatar belakang guru dari SMKN 3 Kotabumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar