Abung Pekurun, Lampura.
Kotabumi (SL) – Bentrokan berdarah antar Desa berujung maut kembali terjadi di Lampung Utara (Lampura), Rabu (16/4) sekitar pukul 02:00 WIB. Tak tanggung - tanggung bentrok kali ini melibatkan dua Desa diwilayah perbatasan Kabupaten Lampura dan Kabupaten Lampung Tengah (Lamteng). Beruntung, bentrok itu segera diredam aparat kepolisian sehingga tidak meluas.
Kedua Desa yang bertikai itu yakni Desa Tanjung Ratu, Kecamatan Selagai Lingga, Lamteng dan Desa Pekurun Tengah, Kecamatan Abung Pekurun, Lampura. Akibat bentrokan tersebut, satu warga Desa Selagai Lingga meregang nyawa dan satu warga Desa Pekurun Tengah mengalami luka bacok. Tunggal (32) warga Desa Tanjung Ratu tewas dengan luka bacok dikepala dan tangan. Sedangkan Muslim (27), warga Pekurun terpaksa dilarikan ke rumah sakit akibat luka bacok yang dideritanya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun ditempat kejadian perkara (TKP), pertikaian antar dua Desa di Kabupaten berbeda ini diduga dilatar belakangi kisah asmara antar Rahman (27) asal Desa Selagai Lingga dengan Keyshi Damayanti (14), warga Pekurun Tengah.
Menurut keterangan Camat Abung Pekurun, Wanhendri, kejadian bermula saat Rahman dan Tunggal mendatangi rumah Keyshi guna membawa gadis tersebut. Dimana, Keishi beberapa waktu lalu sempat dibawa oleh Rahman dan hendak dinikahi. Namun entah mengapa, Keishi mendadak kembali ke rumah orangtuanya. “Dan tadi (kemarin,red) sekitar pukul 02.00 WIB, Rahman dan Tunggal datang ke rumah gadis itu dengan maksud membawanya kembali," kata dia.
saat itulah, terusnya, terjadi salah paham dengan orang tua gadis yang berujung perkelahian dan membuat Muslim (paman Keishi) terluka akibat sabetan senjata tajam. Mengetahui Muslim terluka, sontak keluarga dan warga lainnya tersulut emosinya sehingga menghajar Tunggal hingga tewas. “Rahman berhasil meloloskan diri,” tuturnya.
Sementara Camat Selagai Lingga, Siswanto menuturkan bahwa kedatangan kedua warganya tesebut ke Desa Pekurun atas permintaan Keishi yang disampaikan melalui pesan singkat. Namun ia tak mengira bila kedatangan warganya tersebut akan berakhir bentrok. "Rahman dan Tunggal datang ke Pekurun karena ada pesan singkat yang menganjurkan mereka kesana,"ujarnya.
Pemkab Lampura dan Pemkab Lamteng gelar pertemuan di Sub Sektor Abung Pekurun.
Pertemuan itu dihadiri oleh Bupati Agung Ilmu Mangkunegara, Bupati Lamteng, Pairin, Kapolda Lampung, Brigjen Heru Winarko, Kapolres Lampura, AKBP. Helmy Santika, Kapolres Lamteng, AKBP. Yulius, Dandim 0411 Lamteng, Letkol. CZI. Hari Darmica, Dandim 0412 Lampura, Letkol. Inf. Marzuki, Sekdakab Lampura Hamartoni dan sejumlah pejabat dari Lamteng dan Lampura, serta tokoh masyarakat dari kedua Kecamatan. Dalam pertemuan itu disimpulkan, Polres Lampura akan mengungkap dan memproses secara hukum, profesional dan tuntas terhadap pelaku yang terlibat. Selanjutnya, pihak perwakilan kedua desa menyerahkan sepenuhnya persoalan hukum tersebut kepada pihak kepolisian, dan berjanji untuk menjaga situasi kamtibmas yang kondusif diwilayahnya, serta warga masing-masing dengan tidak melakukan tindakan anarkis, pengerahan massa, serta menjamin berjalannya roda perekonomian, pendidikan maupun kesejahteraan yang melibatkan kedua warga, dan akan membantu pihak kepolisian dalam rangka mencari dan mengumpulkan barang bukti guna mempercepat penyelesaian proses hukumnya. “Saya imbau kepada masyarakat dikedua belah pihak untuk tetap menahan diri agar peristiwa ini tidak terulang lagi,” pinta Agung.
Hingga berita ini dibuat, aparat polisi dan TNI masih berjaga-jaga diperbatasan antara kedua kampung yang bertikai. Sementara para penduduk Desa Pekurun Tengah masih tampak berjaga – jaga didepan rumah dan sejumlah tempat dengan bersenjatakan senjata tajam.(Feaby)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar