Rabu, 19 Februari 2014

BIJAY COBA LUKAI WARTAWAN

Kotabumi (SL) - Dinginnya teralis besi penjara Polres Lampung Utara (Lampura) sepertinya tak mampu meredam keberingasan perilaku Mulyadi alias Bijay, pemilik Bijay Group. Buktinya, tersangka yang tersangkut perkara penganiayaan bawahannya itu masih sanggup menghardik wartawan dan bahkan mencoba melukai wartawan dari dalam ruang tahanan.

DK, salah satu kontributor surat kabar politik menuturkan bahwa perlakuan yang tidak mengenakan yang ia terima dari tersangka Bijay bermula saat dirinya beserta rekan jurnalis lainnya sedang melakukan liputan di Polres, Rabu (19/2) sekitar pukul 11:00 WIB. Kebetulan saat itu, ia dan rekan - rekannya berada didekat pintu ruang tahanan tempat tersangka ditahan. "Saat itu saya dan rekan - rekan sedang berdiri didekat pintu tahanan," ucap dia, Rabu (19/2).

Lantaran tertarik melihat aktifitas para tahanan, ia lantas beringsut menuju pintu tahanan guna melihat dari luar bagaimana aktifitas didalam ruang tahanan. Tak dinyana, saat dirinya tengah asyik melihat hal itu dari luar sembari tangannya memegang pintu besi tahanan, munculah tersangka Bijay yang saat itu berada luar ruang sel namun masih dalam ruang tahanan. Tanpa ba-bi-bu, tersangka Bijay langsung memukul tangan kanan DK. Lantaran merasa terkejut, DK pun menarik tangannya. "Kamu wartawan bukan," kata Bijay dengan congkaknya.

Tak berhenti disitu, tersangka Bijay lantas mencabut pena dan langsung mengayunkannya ke arah muka DK. Mendapati dirinya dalam bahaya, secara refleks, DK pun menghindar dengan memundurkan kepalanya. "Muka saya mau ditusuk pake pena. Pena itu diambil tersangka dari dalam kantong celana sebelah kanan," ucap dia lagi.

Menyikapi perlakuan yang ia terima dari tersangka Mulyadi kepada dirinya, DK meminta kepada Polres Lampura untuk tidak membiarkan para tahanan berada diluar kamar sel diluar jam besuk. Sebab, menurutnya, tak menutup kemungkinan rekan - rekannya yang lain akan kembali mendapat perlakuan yang sama dari tersangka Bijay.

Selang setengah jam kemudian, perlakuan yang hampir serupa diterima oleh Anto, jurnalis Radar TV.
Anto yang saat itu sedang menemani istri tercinta membuat sidik jari untuk keperluan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK). Dimana, ruang pembuatan sidik jari berada persis didepan ruang tahanan tempat tersangka Mulyadi. Sembari menunggu sang istri membuat sidik jari, Anto pun iseng melihat - lihat kondisi ruang tahanan dari luar. Secara mendadak, munculah seorang tahanan lengkap dengan baju tahanannya yang langsung menghardik dirinya. Belakangan ia mengetahui bahwa tahanan tersebut bernama Bijay. "Apa lihat. Mau apa kamu," kata Anto sembari menirukan perkataan Bijay.

Melihat gelagat tidak baik, Anto pun memilih meladeni dengan santai ucapan tersangka Bijay. "Enggak bang cuma lihat2 aja," katanya dengan enteng. Merasa tidak ditanggapi, tersangka Bijay pun marah dan mengusir dirinya agar segera pergi dari depan ruang tahanan itu. Tersinggung dengan perkataan bernada kasar dari tersangka Mulyadi, Anto pun langsung menimpalinya dan balik bertanya. Cekcok mulut antara keduanya pun tak terelakan. "Kamu belum tahu saya. Saya bos karet yang namanya bijai itu," tutur Anto menirukan ucapan tersangka.

Mendengar ada cekcok mulut didepan ruang tahanan, munculah salah seorang perwira menengah menengahi keduanya. Namun, bukannya memerintahkan sang tersangka Bijay untuk masuk ke dalam sel tahanannya, sang perwira malah meminta Anto untuk bergegas pergi dari tempat tersebut. "Yang disuruh pergi itu malah saya bukannya Bijay. Ini kan namanya aneh!!!" tandasnya.

Secara tegas, Anto menyampaikan kekecewaannya atas perlakuan khusus yang diberikan Polres kepada tersangka Bijay yang membiarkan pengusaha karet kaya itu bebas berkeliaran didalam ruang tahanan. Seyogyanya, menurut Anto, setiap tahanan tidak boleh dibiarkan bebas berkeliaran diluar kamar sel tahanan. "Mestinya tahanan - tahanan itu harus tetap didalam sel tahanan. Jangan dibiarkan bebas berkeliaran ditempat menunggu tahanan," tuntas pria berperawakan kecil ini.

Sayangnya, hingga berita ini diturunkan, tak satu pun petinggi Polres setempat yang berhasil dihubungi.(Feaby)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...