Rabu, 05 Februari 2014

ANGGA HIDUPI NENEK DAI SEMIR SEPATU



Kotabumi (SL) - Kala teman sejawatnya asyik bermain, Angga Saputra sibuk mencari nafkah. Dengan tas kecil yang digelayutkan dibahunya, bocah berumur sepuluh tahun ini melangkah lincah membelah hiruk pikuk aktifitas ruangan - ruangan kantor Pemerintah Kabupaten Lampung Utara untuk menawarkan jasa semir sepatu kepada para pegawai yang ada.


Semir pak.. Semir bu. Dua ribu aja," ucapnya menawarkan jasa, Selasa (4/2). Sayangnya, tak satu pun pegawai diruangan yang ia masuki mau menyemir sepatunya. Entah karena tak ada uang, atau memang sedang tak ingin disemir sepatunya. Tak putus asa, bocah kelas V SD ini pun kembali beranjak pergi menuju ke ruangan kantor lainnya sembari berharap ada sedikit uang yang akan ia bawa pulang untuk menghidupi sang nenek yang sejak dua minggu terakhir mulai sakit - sakitan. "Duitnya untuk beli beras om. Nenek sudah sakit - sakitan," katanya dengan tatapan nanar.

Nasib kurang beruntung sepertinya akrab dengan sang bocah sedari bayi. Betapa tidak, sejak dirinya masih berumur hitungan bulan, sang ibu kandung yang bernama Rahayu tega meninggalkan dirinya bersama sang kakek dan nenek. Kepergian sang ibu seakan menambah lengkap penderitaan sang bocah karena telah ditinggal sang ayah untuk selamanya. Ayahnya yang bernama Sofian itu kembali ke pangkuan sang Kuasa semasa dirinya berada dalam kandungan. Praktis, bocah yatim malang ini tak pernah dapat mengenal raut wajah kedua orang yang paling ia sayangi. "Kata nenek, ayah saya ninggal waktu saya masih dalam perut ibu, om. Kalau ibu pergi waktu saya masih bayi," tuturnya dengan polos.

Penderitaan sang bocah malang ini pun kian lengkap saat sang kakek yang selama ini menjadi pengganti sang ayah dipanggil sang Maha Pencipta sekitar tiga bulan yang lalu. Akibat kepergian sang kakek yang selama ini menjadi sosok pelindung dan pengayom dirinya, kini ia hanya tinggal berdua dengan sang nenek. "Kakek juga sudah ninggal om. Dirumah cuma saya dan nenek," terangnya.

Namun, bocah kurus ini tak pernah menaruh dendam kepada sang ibu meski sang ibunya tercinta telah tega meninggalkan dirinya sebatang kara didunia sedari bayi dan tak pernah sekalipun mencari tahu bagaimana keadaan dirinya. "Ibu ada di Palembang om. Itu kata nenek," katanya lagi.

Meski tak pernah sekalipun melihat wajah ibunya, namun rasa benci atau niat untuk membalas perlakuan sang ibu tidak pernah terlintas dalam benaknya. Bahkan bocah warga Kali Cinta, Kecamatan Kotabumi Utara, Lampura ini mengaku selalu mendoakan ibunya agar sang ibu mau terketuk hatinya untuk melihat dirinya walau hanya sebentar. Ia juga berjanji akan mencari sang ibu biIa telah beranjak dewasa nanti. "Untuk apa dendam. Malah saya selalu do'ain ibu biar cepat sadar om kalau ada anaknya disini yang sangat merindukannya," ucapnya getir.

Angga yang sehari - harinya hanya memakan nasi dengan lauk ikan asin dan sambal ini menceritakan bahwa selain untuk biaya hidup dirinya bersama nenek tercinta, uang hasil menyemir yang tak seberapa itu ditabungnya untuk keperluan sekolahnya. Dimana, untuk satu kali jasa menyemir sepatu, dirinya mendapat upah Rp. 2 ribu. Dengan baju lusuhnya, bocah ini mengaku akan tetap berusaha sekuat tenaga untuk tetap duduk dibangku sekolah. "Dapetnya enggak tentu om. Kadang Rp. 15 ribu, kadang dapat Rp. 20 ribu. Kadang tidak dapat sama sekali," terangnya seraya menambahkan pekerjaan menyemir sepatu ini dilakukan selepas pulang sekolah.

Pekerjaan menyemir sepatu yang baru ia geluti sejak dua tahun terakhir ini tak mampu mencukupi kebutuhan hidup mereka. Oleh karenanya, selepas bekerja sebagai penyemir sepatu, dirinya bersama sang nenek bersama - sama mencari barang rongsokan hingga petang hari. "Abis pulang, saya ama nenek cari rongsokan," tuntas dia.(Feaby)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...