Selasa, 04 Desember 2012

KONFLIK GOLKAR LAMPURA BELUM USAI


Kotabumi (SL) – Bak bara dalam sekam. Mungkin inilah peribahasa yang cocok untuk menggambarkan konflik ditubuh Partai Golkar (PG) Lampung Utara (Lampura) yang terjadi diantara kubu Ruslan Effendi CS, Ketua DPD PG Lampura dengan kubu Herman Abung CS.

Buktinya, aksi pendudukan kantor yang dilakukan oleh kubu Ruslan Effendi CS pada Selasa (4/12) sekitar pukul 09:00 WIB mendapat perlawanan keras dari kubu Herman Abung CS. Beruntung aksi tersebut tidak berakhir dengan tindakan anarkis karena berhasil diredam oleh masing – masing kubu. Insiden ini berakhir dengan terusirnya kubu Ruslan Effendi dari kantor tersebut.

Herman Abung, mantan ketua DPD PG Lampura mengatakan bahwa pihaknya tidak keberatan jika kubu Ruslan Effendi CS menempati kantor tersebut tapi hendaknya menyelesaikan terlebih dahulu persoalan pemecatan 13 Pimpinan Kecamatan (PK) yang dilakukan oleh Ruslan Effendi dinilai tidak prosedural alias illegal.

“Pada prinsipnya, saya sudah legowo dan tidak keberatan jika kantor ini ditempati oleh mereka (Ruslan). Tapi, saya minta Ruslan menyelesaikan dulu persoalan pemecatan 13 PK itu. Pemecatan itu ilegal. Rangkul kembali 13 PK yang dipecat itu,” terang dia, Selasa (4/12).

Disamping itu, dirinya juga menyarankan Ruslan Effendi untuk meminta izin kepada Faisol Djausal selaku pemilik tanah kantor tersebut. “Tanah ini kan dihibahkan oleh pak Faisol. Tanah itu kini sudah diambil kembali oleh pak Faisol. Jadi, koordinasikan dulu dengan pak Faisol,” kata dia.

Sementara, Ruslan Effendi, ketika ditemui dikediamannya mengaku bahwa aksi pendudukan kantor yang dilakuka pihaknya berdasarkan perintah langsung dari Ketua DPD PG Lampung, Alzier Dianis Thabrani yang membuat dirinya tak memiliki pilihan selain menduduki kantor tersebut secepatnya.

“Sudah beberapa kali saya disuruh pak Alzier untuk berkantor disana. Jadi, mau tidak mau, saya harus laksanakan itu,” ujarnya.

Ditanya mengenai tuntutan Herman Abung CS yang menginginkan pengaktifan kembali ketiga belas PK yang dipecat tersebut, Ruslan mengaku hal tersebut kecil kemungkinan terjadi. “Untuk kembali jadi PK, saya rasa tidak mungkin lagi. Kecuali ini dilakukan sebelum Musda (Musyawarah Daerah),” beber Ruslan.

Kendati demikian, Ruslan menyatakan akan terus berusaha mengadakan pendekatan persuasif kepada 13 PK tersebut agar dapat kembali kedalam pangkuan PG Lampura. “Jika memang kader militan Golkar, maka tidak mesti harus jadi PK kan,” tutup pria yang akrab disapa mamang ini.(Feaby)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...