Kotabumi (SL) - Bupati Zainal Abidin
menyindir habis - habisan pejabatnya yang menerapkan politik 'muka dua' dalam
pemerintahannya. Sebab, banyak diantara pejabat yang ia angkat telah berangsur
- angsur meninggalkannya pasca kekalahannya dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah
(Pemilukada) pada September 2013 silam.
"(Jangankan) silahturahmi,
menelepon saja sudah tidak mau," keluhnya dalam acara serah terima jabatan
'massal' pejabat Eselon II dan III, diaula Pemerintahan Kabupaten, Selasa
(21/1).
Kondisi ini berbanding terbalik saat dirinya sebelum pemenang Pemilukada
diumumkan. Jika biasanya, dalam satu hari saja, para bawahannya dapat
menghubungi dirinya lebih dari lima kali maka saat ini, para bawahannya banyak
yang menghilang bak ditelan bumi. "Kalau dulu, sehari (para pejabat) bisa
telpon saya lebih dari lima kali, sekarang tidak ada lagi," beber dia.Meski mengakui bahwa hal itu lumrah adanya, namun ia menyatakan sedianya setiap pejabat publik itu tetap loyal kepada pimpinannya hingga habis masa jabatan sang pimpinannya. Dimana akhir masa jabatan Bupati Zainal Abidin sendiri berakhir pada tanggal 25 Maret atau dengan kata lain masih dua bulan lagi. "Sampai tanggal 25 harus loyal sama Bupati lama. Kalau sudah ganti, harus loyal dengan yang baru," tegas dia seraya menambahkan, ia mengetahui persis mana saja pejabat yang masih loyal atau tidak.
Secara tersirat ia menyatakan banyak
diantara pejabatnya yang tidak tahu balas budi meski jabatan yang mereka
peroleh itu hasil pemberiannya. Tanpa dirinya, mereka tak akan mendapat jabatan
beserta tunjangan - tunjangannya seperti yang dirasakan saat ini.
"Sebetulnya harus terima kasih!!. Siapa yang berikan tunjangan jabatan?.
Kalau tidak ada jabatan, mana ada tunjangan jabatan," tukasnya sengit.
Orang nomor satu Lampura ini mengaku
telah legowo atas kekalahan dirinya dalam Pemilukada belum lama ini dan mulai
berpikir positif tentang kekalahannya itu. Tapi kendati mengaku telah legowo
atas hasil Pemilukada namun ia menyatakan masih terdapat ganjalan didalam
hatinya lantaran dalam tahapan Pemilukada lalu itu ia acap kali dijelek -
jelekan oleh kompetitornya. "Menang atau kalah itu biasa dalam dinamika
berdemokrasi. Tapi, yang jadi ganjalan saya, ternyata orang lain sering fitnah
saya," sergahnya.
Bupati Zainal Abidin juga menyoroti
kisruh rolling yang belum lama ini dilakukan oleh pihaknya terutama ancaman oleh
salah satu bawahannya yang mengancam akan mengugat persoalan itu ke Pengadilan
Tata Usaha Negara (PTUN). Sebab apa yang dilakukannya telah sesuai dengan prosedur dan
mekanisme yang ada. “Jabatan itu hak Bupati. Mau saya pakai atau tidak. (Harusnya)
terima kasih sama saya. Silahkan kalau mau bawa ini ke ranah hukum,” tuntas
dia.
Sebelumnya,
rolling pejabat Eselon II dan III dilingkungan Pemkab terbilang cukup kontroversial
lantaran panen kritikan baik dari dalam kalangan birokrat maupun kalangan luar
seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU). Bahkan Staf Ahli Bupati Bidang
Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, Efrizal Arsyad mengancam akan membawa
persoalan ini ke ranah hukum bila tidak segera membatalkan kebijakan rolling
itu. Karena ia menilai rolling kali ini batal demi hukum karena tidak sesuai
dengan mekanisme yang ada alias cacat hukum. "Roling kali ini cacat
hukum dan batal demi hukum," kata dia.(Feaby)
ya,,,yang sabar pak Bupati, inilah contoh kita kalau berharap ke manusia, pasrahkan kepada sang pencipta,,,,,,
BalasHapus