Kotabumi (SL) - Program Pengembangan
Destinasi Pariwisata (PPDP) dari Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya, dan Pariwisata
(Disporbudpar) Lampung Utara (Lampura) yang telah berlangsung sejak 2011 - 2013
ditengarai hanya proyek akal – akalan untuk menghabiskan anggaran alias
pemborosan.
Pasalnya, meski telah menelan
anggaran sekitar Rp. 1,1 miliar, PPDP yang berupa penyediaan gedung sarana
promosi pariwisata yang berlokasi di Jakarta, sama sekali tidak bermanfaat bagi
perkembangan dunia pariwisata Lampura. Parahnya lagi, gedung sarana promosi di
Jakarta itu hanya berfungsi sebagai tempat ‘singgah’ para pejabat Lampura saat
berkunjung ke Ibukota Indonesia.
Kepala Disporbudpar setempat, Azhar
Ujang Salim ketika dikonfirmasi belum lama secara tersirat membenarkan bila
rumah pariwisata di Jakarta itu tidak cukup bermanfaat bagi dunia pariwisata
daerahnya. Hal ini dibuktikan dengan akan diberhentikannya pengalokasian
anggaran bagi rumah itu pada tahun ini. “Tahun 2014 ini kita tidak anggarkan
lagi karena keberadaan rumah promosi wisata ini menurut daerah perlu ditinjau
ulang,” ucapnya.
Pak haji, begitu dia akrab disapa,
tak membantah bahwa rumah pariwisata itu rumah itu tak ubahnya sebagai tempat
‘singgah’ sejenak bagi masyarakat Lampura yang sedang berada di Jakarta.
“(Selain untuk) mempromosikan berbagai sektor pariwisata di Lampura, (rumah
itu). juga bisa dimanfaatkan bagi masyarakat Lampura yang sedang berada di
Jakarta,” ungkapnya.
Adapun besaran anggaran yang telah
dihabiskan dalam PPDP sepanjang tahun 2011 – 2013, pak haji menjelaskan
anggaran PPDP mencapai sekitar Rp. 1,1 miliar. Dengan rincian, tahun 2011
sekitar Rp. 350 juta, tahun 2012 sekitar Rp. 400 juta, dan terakhir tahun 2013,
anggarannya sekitar Rp. 350 juta. “Tahun 2012, kita melakukan renovasi dan
mengadakan berbagai fasilitas ruangan seperti AC dan tempat tidur,” ujarnya
seraya menjelaskan keberadaan keberadaan rumah itu didukung dengan Peraturan
Bupati.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Unit
Pelaksana Tekhnis (UPT), Evril Irawan, Kamis (23/1), mengakui PPDP yang
dijalankan pihaknya belum memberikan manfaat yang cukup menggembirakan bagi
dunia pariwisata Lampura hingga akhir tahun 2013. Bahkan, orang nomor dua di
Diporbudpar ini mengaku kurang mengetahui sepenuhnya alasan pendirian rumah
pariwisata di Jakarta karena baru ditunjuk sebagai Plt baru pada pertengahan
tahun 2013 lalu.
Ia pun mengaku sempat bingung dengan
tugas pokok dan fungsinya (tupoksi) sebagai Plt. UPT. Lantaran diharuskan
mempromosikan sektor pariwisata Lampura di Jakarta. “(Saat) Saya ditunjuk
Bupati sebagai Pelaksana tugas. Saya ini mau melaksanakan tugas apa?. Ketika
saya buka Tupoksi, itu sebagai sarana promosi. Yang mau saya promosikan itu
apa??” Tanya dia heran.
Ketidakmanfaatan PPDP ini
dikarenakan anggaran yang disediakan Pemkab untuk dunia pariwisata juga
terbilang minim. Akibatnya, meski pihaknya telah melakukan koordinasi dengan
sejumlah pihak untuk mempromosikan pariwisata Lampura, rencana itu kembali
kandas lantaran tidak tersedianya dana. “Kita pernah minta pertambahan anggaran
di anggaran perubahan 2013, tapi tidak ada dananya. Jadi, percuma,” bebernya
seraya menambahkan hal inilah yang menjadi pertimbangan program itu ditinjau
ulang.
Sekretaris Disporbudpar ini juga
menyatakan dana miliaran rupiah uang rakyat yang dihabiskan dalam PPDP itu
diperuntukan diantaranya untuk fasilitas rumah pariwisata seperti komputer, AC,
honor juru masak, perjalanan dinas petugas ke Jakarta, honor petugas keamanan,
petugas kebersihan dan sewa rumah itu sendiri. “Kalau yang 2013, dananya
diantaranya untuk membayar sewa kantor (rumah) selama dua tahun sebesar Rp. 140
juta,” tuntasnya.(Feaby)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar