Kotabumi (SL) - Penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD) kembali menelan korban jiwa di Lampung Utara. Rizki Julio
Putra (3,5) akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Urip
Sumohardjo, Bandar Lampung, Minggu pagi (15/12).
Meski sempat mendapat penanganan medis sekitarlima hari lamanya, namun tubuh kecil putra
pasangan Erik Antoni dan Ega ini tak mampu menahan ganasnya serangan penyakit
DBD tersebut. Isak tangis membuncah dikediaman keluarga korban yang berada di
Jalan Sutan Gading Marga, gang Tulang Bawang I saat jasad korban yang dibawa
dengan mobil ambulans tiba sekitar pukul 12:05 WIB.
Apri, paman korban menuturkan, sebelum dirujuk ke RS Bandar Lampung, keponakan
tersayangnya tersebut sempat dirawat sekitar dua hari di RS Ryacudu, Kotabumi
pada Senin (9/12). Sayangnya, meski telah beberapa kali mengambil contoh darah
dari keponakannya itu, pihak medis setempat baru memberitahukan kepada pihaknya
bila keponakannya itu terjangkit penyakit DBD pada hari kedua.Meski sempat mendapat penanganan medis sekitar
"Setelah tahu keponakan saya
kena DBD, mereka (RS) langsung merujuk keponakan saya ke RS Bandar
Lampung," jelasnya dengan mata berkaca - kaca.
Saat berada di RS Urip ternyata
kondisi kesehatan keponakannya tersebut tak kunjung membaik dan terus mengalami
penurunan. "Kondisi kesehatannya naik turun. Akhirnya, sekitar pukul 07:30
WIB, keponakan saya menghembuskan nafas terakhirnya," ucapnya lirih.
Dirinya meminta Dinas Kesehatan setempat dapat segera mengambil tindakan nyata terhadap penyebaran penyakit ganas khususnya lingkungannya dan daerah yang endemis DBD agar peristiwa yang menimpa keponakannya itu tidak kembali terluang dengan warga lainnya. “Perlu penanganan secara khusus bukan hanya penyemprotan saja tapi juga harus dilakukan sosialisasi di masyarakat setempat,” tegasnya.
Dirinya meminta Dinas Kesehatan setempat dapat segera mengambil tindakan nyata terhadap penyebaran penyakit ganas khususnya lingkungannya dan daerah yang endemis DBD agar peristiwa yang menimpa keponakannya itu tidak kembali terluang dengan warga lainnya. “Perlu penanganan secara khusus bukan hanya penyemprotan saja tapi juga harus dilakukan sosialisasi di masyarakat setempat,” tegasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan
(Dinkes) setempat, Maya Natalia Manan ketika dihubungi menyatakan bakal
menerjunkan bawahannya ke kediaman korban dan sekitarnya guna menyelidiki
Epidemiologi memastikan penyebab kematian Riski. Dinkes juga akan membagikan
bubuk abate serta Fogging Focus (pengasapan) disekitar daerah kediaman korban.
"Kalau positif DBD, tentu
ada tindakan dari Dinkes melalui Puskesmas Kotabumi II dan membagikan (bubuk)
abate dan fogging focus," tutupnya.
Sebelumnya, Zahra (10), warga
Gang Habib, Kelurahan Kotabumi Udik, Lampura juga menghembuskan nafas
terakhirnya di RS Bandar Jaya, Lampung Tengah, Sabtu (2/3) sekitar Pukul 02.00
WIB, Bocah malang buah hati pasangan Oksi (32) dan Maya(28) tersebut meninggal
akibat penyakit DBD. "Keponakan saya sempat dibawa ke dokter pada Senin
(25/2). Dua hari kemudian tepatnya hari Kamis malam Zahra mengalami demam
tinggi,"tutur Paman Korban Faisal, Minggu (3/3).
Mengetahui kondisi itu, masih
kata dia, pihak keluarga membawa Zahra
ke Rumah Sakit Umum Daerah Ryacudu (RSUDR), Jumat (1/3). Berdasarkan hasil cek darah oleh tim medis RUSR, bocah yang masih duduk dikelas 3 SD tersebut diketahui mengalami serangan DBD dan disarankan menjalani rawat inap. "Sekitar pukul 12.00 WIB trombosit-nya turun dan terjadi kondisinya drop. Lalu, pihak RS merujuk keponakan saya ke rumah sakit yang ada di Bandarlampung," terangnya.
ke Rumah Sakit Umum Daerah Ryacudu (RSUDR), Jumat (1/3). Berdasarkan hasil cek darah oleh tim medis RUSR, bocah yang masih duduk dikelas 3 SD tersebut diketahui mengalami serangan DBD dan disarankan menjalani rawat inap. "Sekitar pukul 12.00 WIB trombosit-nya turun dan terjadi kondisinya drop. Lalu, pihak RS merujuk keponakan saya ke rumah sakit yang ada di Bandarlampung," terangnya.
Sayangnya, ia melanjutkan,
ditengah perjalanan tepatnya di Desa Bumi
Ratu, Lampung Tengah, Zahra menghembuskan napas terakhirnya. "Kemudian kami memutar arah dan pulang," ucapnya terbata-bata.(Feaby)
Ratu, Lampung Tengah, Zahra menghembuskan napas terakhirnya. "Kemudian kami memutar arah dan pulang," ucapnya terbata-bata.(Feaby)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar