Sabtu, 26 November 2011

Lampura Endemi DBD

 



Kotabumi, HL – Perekkembangan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Lampung Utara (Lampura) terus memperihatinkan. Pasalnya, didaerah tersebut, hingga bulan November 2011 telah terjadi 112 kasus DBD, bahkan dua diantaranya meninggal dunia.  Ironisnya, sampai saat ini vaksin pencegahan maupun obat untuk penyakit mematikan ini belum ditemukan. Satu - satunya cara untuk menghindari penularan DBD tersebut ialah melalui pencegahan, karenanya masyarakat dihimbau agar dapat melakukan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), bersih lingkungan serta kewaspadaan dini. 

Kepala Dinas Kesehatan setempat melalui Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungannya (P2PL), Djoko Trimoyo membenarkan bahwa kasus DBD diwilayahnya telah mencapai 112 kasus, yakni sejak  bulan Januari hingga bulan November 2011. “Dua balita diantaranya meninggal dunia, yakni Putri (3), warga Jalan Garuda dan Teti Arzeti (3), warga Jalan Merpati, Kelurahan Tanjung Aman, Kecamatan Kotabumi Selatan,” ujar Djoko, Kamis (24/11).
Penyakit DBD, jelas dia, disebabkan oleh virus yang terdapat pada nyamuk Aedes Aegypti, dan sampai saat ini penyakit tersebut belum bisa disembuhkan karena vaksinnya belum ditemukan. “Oleh karena itu, kami menghimbau kepada seluruh masyarakat Lampura agar dapat berlaku hidup sehat dengan membersihkan lingkungan dari sarang nyamuk serta yang tak kalah penting harus selalu meningkatkan kewaspadaan dini.

Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa dalam penanggulangan penyebaran virus DBD ini, pihaknya telah melakukan berbagai langkah diantaranya, penyuluhan secara intens dalam setiap pertemuan yang melibatkan masyarakat, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) disejumlah wilayah dan Kelurahan. Disamping itu, pihaknya juga telah menyampaikan surat edaran dari Sekretaris Daerah (Sekda) keseluruh Camat di Lampura, tentang kewaspadaan dini atas penyebaran penyakit DBD.

Djoko menambahkan, pada tanggal 18 November 2011 yang lalu pihaknya juga telah melakukan PSN DBD ditiga wilayah yakni Kelurahan Tanjung Aman, Sribasuki dan Kelurahan Rejosari bekerjasama dengan Saka Bhakti Husada, Dinas Kesehatan dan masyarakat setempat. “Dalam kegiatan itu, kita membagikan bubuk Abate untuk membunuh jentik nyamuk kepada seluruh masyarakat lingkungan,” ujar dia seraya menjelaskan bahwa nyamuk Aedes Aegypti hanya menggigit pada pagi, siang dan sore hari, sedangkan pada malam hari nyamuk tersebut beristirahat dengan cara menempel pada benda-benda yang tergantung dirumah tangga diantara pakaian manusia.HLD-28

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...