Kotabumi
(SL) – Peristiwa yang cukup memilukan dan memalukan bagi dunia pendidikan
Lampung Utara (Lampura) kembali terjadi. Betapa tidak, belum hilang rasanya dari
ingatan tentang robohnya sejumlah gedung sekolah, kini peristiwa serupa kembali
terulang. Ambruknya gedung sekolah tersebut semakin menambah buruk citra dunia
pendidikan setempat setelah sebelumnya beberapa petinggi di Dinas tersebut
dijebloskan ke dalam hotel prodeo lantaran tersangkut persoalan korupsi.
Adalah
gedung milik SDN, SMPN Satu Atap Way Isem, Kecamatan Sungkai Barat yang ambruk
hingga rata ke tanah pada Minggu (17/11) sekitar pukul 17.00 WIB. Terpaan angin
kencang yang disertai hujan deras membuat gedung yang terbilang telah uzur itu
dengan mudahnya ambruk. Akibat kejadian tersebut, kegiatan belajar mengajar
disekolah itu terganggu karena pihak sekolah terpaksa menggunakan gedung lama yang
selama ini tidak terpakai karena kondisinya juga sangat memprihatinkan.
Mirisnya,
Pemkab Lampura melalui Dinas Pendidikan (Diknas) setempat mengklaim bahwa telah
menyediakan dana senilai Rp. 24 Miliar guna perbaikan sejumlah gedung sekolah mulai
dari tingkat SD – SMA/SMK di Lampura. Namun pada prakteknya, sekolah yang
terbilang uzur itu luput dari pelupuk mata Diknas setempat.
Kepala
SDN, SMPN Satu Atap Way Isem, Ruziah ketika dikonfirmasi Selasa (19/11) membenarkan
bahwa gedung sekolahnya telah ambruk rata dengan tanah. Dimana, menurutnya
gedung yang ambruk itu biasa digunakan oleh siswa kelas I dan II SD yang masuk pda
pagi hari dan juga digunakan oleh siswa kelas I dan II SMP yang masuk sekolah
pada sore hari. “Bahkan beberapa bagian dinding ada pula yang pecah dan
puingnya jatuh kelantai bangunan,” tutur dia seraya menerangkan bahwa gedung
yang ambruk itu merupakan satu dari lima unit gedung yang ada.
Dijelaskannya,
pihaknya terpaksa menampung sementara para peserta didiknya pada salah satu gedung
yang kondisinya pun tidak jauh lebih baik karena juga mengalami kerusakan yang
parah. “Salah satunya, kami gunakan untuk menampung sementara siswa kelas 1 dan
2 serta siswa SMP,” terangnya.
Menurut
keterangan sejumlah tokoh masyarakat didaerah itu, terusnya lagi, gedung SDN
Way Isem memang telah berumur puluhan tahun dan tidak pernah mengalami renovasi.
“Jadi wajar saja gedung itu rusak parah dan bahkan ambruk,” jelas dia seraya
menambahkan telah melaporkan hal tersebut kepada Diknas setempat.
Sementara,
Kepala Dinas Pendikan (Diknas) setempat, Budi Utomo mengatakan bahwa pihaknya
telah mendapat laporan tentang robohnya gedung SDN Way Isem. Kendati begitu, ia,
belum dapat memastikan kapan akan meninjau lokasi tersebut secara langsung
sebenarnya yang terjadi “Kita minta pihak sekolah membuat laporan tertulis
untuk disampaikan kepada Bupati,” kilah dia.(Feaby)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar