Rabu, 27 November 2013

DOKTER MOGOK KERJA, PELAYANAN TERGANGGU


Kotabumi (SL) – Lantaran ditinggal mogok oleh para dokter, pelayanan Rumah Sakit Umum Ryacudu (RSUR), Kotabumi, Lampung Utara terhadap pasiennya menjadi terganggu. Aksi mogok kerja dokter se-Indonesia ini dilakukan serntak diseluruh tanah air, Rabu (26/11).
Pantauan di RSUR, Rabu (27/11) sekitar pukul 10:30 WIB, sejumlah dokter di Rumah Sakit plat merah tersebut tidak tampak melayani pasien. Berdasarkan informasi yang dihimpun, para dokter tersebut sengaja tidak masuk kerja dikarenakan akan mengikuti Aksi Demo Dokter di Bandar Lampung. Selain itu, pengobatan pasien yang banyak yang mengalami penundaan termasuk kamar operasi yang tidak beraktifitas sama sekali. Para pasien seluruhnya yang membutuhkan pelayanan pengobatan dialihkan ke ruang Unit Gawat Daerah (UGD). Eri Handayani (42), salah satu seorang pasien diruang kebidanan mengaku bahwa jadwal operasi rahimnya terpaksa ditunda karena aksi demo ini. Sejatinya, operasi atas warga Desa Semuli Jaya, Kecamatan Abung Semuli ini bertujuan untuk mengangkat benjolan yang berada didalam rahimnya. “Sudah dua kali dijadwalkan operasi termasuk hari ini, tapi ditunda lagi,” tuturnya.
Pihak RSUR beralasan bila penundaan operasi terhadap dirinya dikarenakan stok bius yang dimiliki sedang mengalami kekosongan. “Saya dan suami sudah tiga hari disini,” jelas dia.
Menyikapi aksi mogok kerja para Dokter, Direktur RSUR, Septi Dwi Putra langsung melakukan kunjungan ke seluruh ruang rawat inap seperti ruang bedah, kebidanan, ruang anak, runag Syaraf, VIP A dan VIP B. hal ini dimaksudkan untuk tetap memberikan pelayanan terhadap para pasien meski ditinggal pergi para dokternya. “Pasien butuh pelayanan. Seluruh pasien yang ada adalah saudara kita dan harus kita perhatikan,” terang dia.
Walau sedang mengikuti aksi mogok kerja, terusnya, akan tetapi para dokter sewaktu – waktu dapat masuk kerja bilamana situasi yang terjadi sangat darurat seperti dokter spesialis Bedah dan Kandungan. “Dokter – dokter ini selalu Stand By (siap sedia),” ucapnya.
Meski mengakui mendukung sepenuhnya aksi mogok kerja tersebut, namun ia tak menyetujui bila aksi solidaritas ini mesti diwujudkan dalam bentuk aksi mogok kerja karena secara otomatis.akan berimbas kepada menurunnya pelayanan terhadap pasien. “Masih banyak cari lain untuk memberikan dukungan kepada rekan dokter kita yang divonis bersalah. Tidak harus demo lah,” ucap dia.
Wacana aksi mogok massal para Dokter di Indonesia Rabu ini merupakan wujud solidaritas atas penangkapan Dokter Dewa Ayu Sasiary Prawani Sp.OG dan dua koleganya karena divonis bersalah oleh hakim kasasi di Mahkamah Agung (MA). Vonis bersalah MA kepada Dokter Ayu dan dua koleganya berbanding terbalik dengan putusan Pengadilan Negeri (PN) Manado yang membebaskan mereka. (Feaby)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...