Kotabumi, HL - Kinerja Pemerintah Kabupaten (Pemkab)Lampung Utara (Lampura) dalam merespon penyebaran penyakit demam berdarah diwilayahnya terkesan sangat lamban, dan santai. Padahal, korban keganasan penyakit yang disebarkan oleh Nyamuk Aedes Aegpty semakin hari semakin bertambah. Dalam rentang April hingga Desember 2011, korban yang meninggal dunia akibat penyakit DBD ini sudah mencapai 4 orang, yakni Putri (3), warga Jalan Garuda dan Teti Arzeti (3) warga Jalan Penitis, Kelurahan Tanjung Aman, Kecamatan Kotabumi Selatan, Putri (12), warga Jalan Raden Intan, Kelurahan Kota Alam, Kecamatan Kotabumi Selatan.
Herman (38), warga Kelurahan Tanjung Harapan, Kecamatan Tanjung Aman baru saja kehilangan putra bungsu kesayangannya, Muhammad Firzatullah (2,9) di Rumah Sakit Abdul Muluk Bandar Lampung pada Selasa (13/12) lalu, mempertanyakan kinerja Pemkab.Lampura yang terkesan sangat santai dan adem ayem saja terkait merebaknya penyakit DBD diwilayahnya. Pasalnya, dalam hal ini, Pemkab Lampura melalui dinas terkait baru mau bergerak setelah mendapatkan laporan tentang korban DBD disuatu lingkungan. Padahal, seyogyanya saat memasuki musim penghujan, Pemkab Lampura sudah mengantisipasi permasalahan ini sejak dini.
Kritik yang sama juga dilontarkan oleh Ketua LSM Ampera Lampung Utara, Desriyana.. Menurut dia, selaku pemegang kebijakan, Pemkab Lampura harusnya lebih pro aktif dalam permasalahan ini dan menyusun berbagai program sebagai langkah preventif guna mengantisipasi jatuhnya korban DBD. “Atas nama warga, saya merasa sangat kecewa dengan perhatian Pemkab ini dalam menanggulangi masalah DBD yang menimpa warganya. Kenapa Pemkab dan Dinas terkait tidak pernah ada upaya melakukan pencegahan penyakit DBD dilingkungan sekitar tempat tinggal saya. Kenapa mereka baru bergerak saat sudah jatuh korban. Bukankah, mencegah lebih baik daripada mengobati. Apa saja kerja mereka?.Tidur aja apa?,” keluh di. Kami sangat takut dengan penyebaran DBD ini. Sebab, bisa saja keluarga kami yang menjadi korban berikutnya,” keluh dia. Sementara itu, Kepala dinas Kesehatan Lampura, dr. Maya Natalia Manan melalui Kabid pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan (P2PL) Djoko Trimoyo saat dikonfirmasi mengakui bahwa pihaknya lamban dan lalai dalam penanganan DBD ini, terutama diwilayah yang sering terjadi kasus DBD atau endemi. “Saya akui bahwa dalam penanganan DBD ini, kami agak lalai dan lamban, terutama dalam promosi kesehatan dan menyiapkan langkah preventif dibeberapa wilayah endemi DBD, ” aku dia seraya menjelaskan bahwa pihaknya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar