Kotabumi, HL - Meski sudah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa, perkembangan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) diwilayah Lampura masih sangat mengkhawatirkan. Pasalnya, status Kejadian Luar Biasa (KLB) masih belum membuahkan hasil yang maksimal dan tidak bermanfaat bagi masyarakat Lampura. Sebab, hampir setiap harinya terjadi korban DBD diwilayah tersebut terus bertambah. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, hingga pertengahan bulan Desember 2011, telah terjadi 185 kasus, lima diantaranya meninggal dunia.
Ketua Komisi D DPRD Lampung Utara Mursinah, S.Pd.I mengatakan, pihaknya telah dua kali memanggil Dinas Kesehatan (Diskes) dalam rangka dengar pendapat dan sekaligus memotivasi kinerja pihak terkait tersebut agar mengambil langkah tegas dalam menanggulangi wabah DBD diwilayahnya. Tapi kenyataannya, korban DBD justru tetap bertambah setiap harinya. Berdasarkan catatan terakhir saja, korban DBD ini sudah mencapai 185 orang, dan korban yang meninggal dunia ada 5 orang. Belum lagi kemungkinan korban baru yang belum terdata,” kata dia seraya mengatakan jika pihaknya merasa sangat prihatin atas kondisi yang terjadi, Rabu (28/12).
“Kita sangat menyayangkan lambannya penanggulangan DBD ini. Jika hal ini masih terus berlangsung dan tidak ditanggulangi secara serius maka akan berakibat fatal. Sebab, korban DBD akan terus bertambah. Kita harapkan Dinas Kesehatan dapat lebih meningkatkan program fogging focus, sosialiasi kesehatan, penyebaran bubuk abate. “Sampai saat ini, langkah itu masih belum dilakukan secara merata disejumlah wilayah,” terang dia.
Mursinah berjanji dalam waktu dekat, pihaknya akan kembali memanggil Dinas Kesehatan terkait masih banyaknya korban DBD yang terus meningkat setiap harinya. “Kita akan panggil kembali pihak Dinas Kesehatan guna menjelaskan kinerjanya dalam penanggulangan DBD, dan sekaligus memberikan teguran keras kepada pihat terkait tersebut,” ungkapnya.
Terpisah Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Lampung Utara Dr. Maya Natalia Manan melalui Kabid pengendalian penyakit dan penyehatan Lingkungan (P2PL) Djoko Trimoyo ketika dikonfirmasi mengaku lamban dalam penanganan DBD karena terkendala anggaran. “Saya akui bahwa dalam penanganan DBD ini, kami agak lamban termasuk dalam hal promosi kesehatan (Promkes). Semua itu terkendala dengan terbatasnya anggaran,” ujar Djoko. Dia juga menjelaskan, pihaknya telah berupaya secara maksimal dalam penanganan DBD seperti program Fogging Focus, Sosialisasi setiap ada kegiatan, pembagian bubuk Abate kepada masyarakat. Namun hal itu belum bisa dilakukan secara menyeluruh karena keterbatasan anggaran yang hanya sebelumnya berjumlah Rp. 145.749 Juta,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Korban DBD di Lampung Utara terus bertambah. Korban terakhir dialami Beni (24) dan Ria (22) warga Jalan Semeru I Wonogiri I Kelurahan Kelapa Tujuh Kecamatan Kotabumi Selatan Lampung Utara. Pasangan Suami Istri (Pasutri) ini terpaksa harus mendapat perawatan intensif pihak RSU Ryacudu Kotabumi karena divonis terjangkit DBD pada Selasa (27/12) sekitar pukul 14. 00 Wib. Ria salah satu korban DBD tersebut merupakan putri Wakil Ketua Komisi D DPRD Lampung Utara Darwan,BBA.HLD-28
Tidak ada komentar:
Posting Komentar