Kamis, 31 Oktober 2013

JEMBATAN 'INDIANA JONES' ALA LAMPURA


Kotabumi (SL) - Jembatan Gantung yang terletak di LK V, Kelurahan Kota Alam, Kecamatan Kotabumi Selatan, Lampung Utara (Lampura) menjadi saksi nyata ketimpangan pembangunan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten setempat.

Betapa tidak. Meski berada didaerah perkotaan, tapi sejak tahun 1970 jembatan yang selalu digunakan sebagai jalur alternatif oleh ratusan pelajar SD – SMA dan para pedagang yang mayoritas berasal dari ekonomi lemah. Pemkab setempat lebih mementingkan pembangunan yang bersifat simbolik yang tidak efektif dan efisien seperti pembangunan Tugu Payan Mas, Tugu Alamsyah Ratu Prawira Negara, pembangunan gedung Pusiban Agung yang baru ketimbang membangun jembatan permanen bagi masyarakatnya.

Parahnya lagi, sejak pertama kali dibangun yakni pada tahun 1970 hingga mengalami perubahan menjadi jembatan gantung seperti saat ini, pembangunan jembatan itu berasal dari dana swadaya masyarakat setempat tanpa campur tangan atau bantuan dari Pemkab setempat. Berdasarkan informasi yang dihimpun, dalam setiap harinya, tidak kurang dari 300 pelajar dan pedagang yang menggunakan jembatan tersebut. Sebab, posisi jembatan tersebut sangat strategis lantaran berada didekat sejumlah SD, SMP dan SMA diantaranya SD Xaverius, SD 8 Tanjung Aman, SD 4 Kota Alam, SD 2 Kota Alam, MIN I, SMPN 3, SMA 4.

Sementara pantauan dilokasi, kondisi jembatan gantung itu mulai sangat memprihatinkan. Pasalnya, beberapa kayu bantalan dan papan lantai mulai lapuk dimakan usia sehingga mengancam keselamatan para penggunanya.

Fauzi (43), pemilik rumah yang berada persis disamping jembatan itu mengatakan bahwa setiap harinya, jembatan itu sangat ramai dengan anak sekolah terutama pada pagi, siang dan sore hari. “Dalam satu hari, ada sekitar 300 pelajar SD hingga SMA yang menyeberang dengan berjalan kaki dijembatan itu,” kata dia, dikediamannya, Kamis (31/10).

Banyaknya masyarakat terutama kaum pelajar dan pedagang yang menggunakan jembatan tersebut, terusnya lagi, menimbulakan niat masyarakat setempat untuk merubahnya menjadi jembatan permanen. Namun, dikarenakan biaya yang akan digunakan untuk membagun sebuah jembatan permanen tidak sedikit maka rencana itu kandas ditengah jalan. “Kita ingi Pemkab merubah jembatan ini menjadi jembatan permanen karena dapat menjadi jalur alternatif,” pinta dia.

Ditempat berbeda, Lurah Kota Alam, Kecamatan Kotabumi Selatan, A. Rahman menyebutkan bahwa jembatan gantung yang ada saat ini sudah berumur 23 tahun dan dibangun melalui swadaya masyarakat “Saat ini pun, bila ada kerusakan, masyarakatlah yang langsung memperbaikinya sendiri,” jelas dia seraya menerangkan bila jembatan gantung itu dibangun pada tahun 1990.

A. Rahman membenarkan bahwa hingga saat ini, belum pernah ada perhatian pemerintah kepada jembatan tersebut. Padahal, jembatan itu sangat penting menjadi penghubung atau alternatif antar lingkungan Kelurahan Kota Alam. Selain itu, melalui jembatan itu, jarak tempuh baik dari Kota Alam menuju kota maupun sebaliknya dari arah kota maupun pasar pagi Kotabumi menuju Kotaalam dapat lebih dipersingkat. “Kami sangat berharap sekali bila jembatan itu dirubah menjadi jembatan yang layak dan dapat dilalui oleh kendaraan baik roda dua maupun roda empat,” tuntas dia.(Feaby).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...