Kotabumi (SL) - Desakan untuk
menindak tegas dokter spesialis radiologi, Bily Zukyawan dan dokter spesialis
Telinga, Hidung dan Tenggorokan (THT), Farida Nurhayati yang kerap mangkir dari tanggung jawabnya di Rumah Sakit Ryacudu,
Kotabumi, Lampung Utara (Lampura) semakin deras.
Setelah sebelumnya sejumlah pihak
mulai dari LSM, kalangan legislatif, hingga eksekutif ramai bersuara, kini
desakan itu muncul dari tokoh masyarakat Lampura yang juga menjabat sebagai
ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI), Saleh Ahmad.
"Tindakan mereka (dokter) itu jelas sangat sebuah pengkhianatan dan
tercela," jelas Saleh Ahmad, dikantor LVRI setempat, Rabu (9/10).
Lantaran menurut pria yang akrab
dengan panggilan 'datuk ini, apa yang dilakukan oleh kedua oknum dokter
spesialis 'malas' itu sudah sangat keterlaluan dan menentang aturan serta tidak
mencerminkan sebagai warga negara yang baik. "Kalau hidup sudah tidak
sesuai aturan, bisa hancur dunia kita ini. Pemkab (Pemerintah Kabupaten) harus
tindak tegas mereka karena biaya untuk menyekolahkan mereka itu menggunakan
uang rakyat," sergahnya.
Datuk menegaskan, apa pun alasan
yang dikemukakan oleh kedua dokter 'malas' itu yang menyebabkan keduanya acap
kali mangkir dari tanggung jawabnya tidak dapat dibenarkan dan merupakan hal
yang menyimpang. "Pemkab kan menyekolahkan mereka dengan pertimbangan
setelah lulus akan mengabdi kepada masyarakat Lampura tapi kok setelah lulus
malah tidak mau mengabdi. Enak amat mereka, Pemda yang menyekolahkan tapi
mereka tidak masuk kerja," kata dia.
Pemkab, imbuh tokoh pejuang
Lampura ini, tidak boleh menganggap remeh persoalan ini agar peristiwa serupa
tidak kembali terulang dikemudian hari dan menimbulkan kecemburuan sosial
dikalangan dokter - dokter lainnya. Sebab, jika dibiarkan tanpa tindakan tegas
alias sanksi maka tidak menutup kemungkinan para dokter lainnya melakukan hal
yang sama pada masa mendatang. "Pemkab punya hak untuk tuntut mereka
(dokter) jika tidak mau mengabdi disini (Lampura). (Jika memang tidak mau
mengabdi) kembalikan biaya sekolah yang dikeluarkan Pemkab, itu uang rakyat
yang harus dipertanggung jawabkan," tandas pria berumur delapan puluh
tahun ini.
Sebelumnya, gelombang permintaan untuk menindak tegas kedua dokter spesialis ‘pemalas’ yang kerap mangkir kerja di Rumah Sakit Ryacudu (RSUR) Kotabumi itu ramai disuarakan oleh sejumlah pihak baik dari kalangan legislatif, eksekutif dan LSM.
Ketua DPRD Lampura non aktif, M. Yusrizal, ST misalnya dengan tegas meminta Pemkab setempat menempuh jalur hukum terkait polemik dokter 'malas' di RSU Ryacudu, Kotabumi yang kerap mangkir dari kerjanya. Pasalnya, biaya yang dikeluarkan oleh Pemkab Lampura untuk menyekolahkan keduanya dalam mengambil spesialisasinya terbilang cukup banyak. "Untuk apa kita (Pemkab) sekolahkan mereka (dokter) kalau tidak bisa diberdayakan disini. Biaya itu kan tidak sedikit," kata dia, dirumah jabatan Ketua DPRD Lampura, Kamis (3/10).
Sebelumnya, gelombang permintaan untuk menindak tegas kedua dokter spesialis ‘pemalas’ yang kerap mangkir kerja di Rumah Sakit Ryacudu (RSUR) Kotabumi itu ramai disuarakan oleh sejumlah pihak baik dari kalangan legislatif, eksekutif dan LSM.
Ketua DPRD Lampura non aktif, M. Yusrizal, ST misalnya dengan tegas meminta Pemkab setempat menempuh jalur hukum terkait polemik dokter 'malas' di RSU Ryacudu, Kotabumi yang kerap mangkir dari kerjanya. Pasalnya, biaya yang dikeluarkan oleh Pemkab Lampura untuk menyekolahkan keduanya dalam mengambil spesialisasinya terbilang cukup banyak. "Untuk apa kita (Pemkab) sekolahkan mereka (dokter) kalau tidak bisa diberdayakan disini. Biaya itu kan tidak sedikit," kata dia, dirumah jabatan Ketua DPRD Lampura, Kamis (3/10).
Selain mengenai biaya sekolah
tersebut, politisi muda asal partai Demokrat ini juga menyebutkan alasan
lainnya yakni jumlah dokter spesialis di Lampura masih terbilang sedikit alias
kurang. "Kita ini kan masih kekurangan dokter spesialis. Jadi kalau ada
dokter spesialis yang tidak mau mengabdi disini, itu sangat disayangkan,"
tukasnya.
Sementara dari kalangan eksekutif, permintaan untuk menindak tegas dua oknum dokter spesialis itu muncul dari Asisten II Pemkab Lampura, Azwar Yazid. Dimana menurutnya, kedua dokter 'malas' itu sudah sangat keterlaluan dan tidak dapat dibiarkan. “Mereka (dokter) itu sungguh tidak tahu diri sekali karena biaya sekolah mereka itu dari Pemkab Lampura. Jadi, tidak ada alasan mereka tidak mau mengabdi disini (Lampura),” tandas dia belum lama ini.(Feaby)
Sementara dari kalangan eksekutif, permintaan untuk menindak tegas dua oknum dokter spesialis itu muncul dari Asisten II Pemkab Lampura, Azwar Yazid. Dimana menurutnya, kedua dokter 'malas' itu sudah sangat keterlaluan dan tidak dapat dibiarkan. “Mereka (dokter) itu sungguh tidak tahu diri sekali karena biaya sekolah mereka itu dari Pemkab Lampura. Jadi, tidak ada alasan mereka tidak mau mengabdi disini (Lampura),” tandas dia belum lama ini.(Feaby)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar