Rabu, 09 Oktober 2013

SALEH AHMAD :PERBUATAN DOKTER 'MALAS' ITU TERCELA!!



Kotabumi (SL) - Desakan untuk menindak tegas dokter spesialis radiologi, Bily Zukyawan dan dokter spesialis Telinga, Hidung dan Tenggorokan (THT), Farida Nurhayati yang kerap mangkir dari tanggung jawabnya di Rumah Sakit Ryacudu, Kotabumi, Lampung Utara (Lampura) semakin deras.

Setelah sebelumnya sejumlah pihak mulai dari LSM, kalangan legislatif, hingga eksekutif ramai bersuara, kini desakan itu muncul dari tokoh masyarakat Lampura yang juga menjabat sebagai ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI), Saleh Ahmad.
"Tindakan mereka (dokter) itu jelas sangat sebuah pengkhianatan dan tercela," jelas Saleh Ahmad, dikantor LVRI setempat, Rabu (9/10).

Lantaran menurut pria yang akrab dengan panggilan 'datuk ini, apa yang dilakukan oleh kedua oknum dokter spesialis 'malas' itu sudah sangat keterlaluan dan menentang aturan serta tidak mencerminkan sebagai warga negara yang baik. "Kalau hidup sudah tidak sesuai aturan, bisa hancur dunia kita ini. Pemkab (Pemerintah Kabupaten) harus tindak tegas mereka karena biaya untuk menyekolahkan mereka itu menggunakan uang rakyat," sergahnya.

Datuk menegaskan, apa pun alasan yang dikemukakan oleh kedua dokter 'malas' itu yang menyebabkan keduanya acap kali mangkir dari tanggung jawabnya tidak dapat dibenarkan dan merupakan hal yang menyimpang. "Pemkab kan menyekolahkan mereka dengan pertimbangan setelah lulus akan mengabdi kepada masyarakat Lampura tapi kok setelah lulus malah tidak mau mengabdi. Enak amat mereka, Pemda yang menyekolahkan tapi mereka tidak masuk kerja," kata dia.

Pemkab, imbuh tokoh pejuang Lampura ini, tidak boleh menganggap remeh persoalan ini agar peristiwa serupa tidak kembali terulang dikemudian hari dan menimbulkan kecemburuan sosial dikalangan dokter - dokter lainnya. Sebab, jika dibiarkan tanpa tindakan tegas alias sanksi maka tidak menutup kemungkinan para dokter lainnya melakukan hal yang sama pada masa mendatang. "Pemkab punya hak untuk tuntut mereka (dokter) jika tidak mau mengabdi disini (Lampura). (Jika memang tidak mau mengabdi) kembalikan biaya sekolah yang dikeluarkan Pemkab, itu uang rakyat yang harus dipertanggung jawabkan," tandas pria berumur delapan puluh tahun ini.

Sebelumnya, gelombang permintaan untuk menindak tegas kedua dokter spesialis ‘pemalas’ yang kerap mangkir kerja di Rumah Sakit Ryacudu (RSUR) Kotabumi itu ramai disuarakan oleh sejumlah pihak baik dari kalangan legislatif, eksekutif dan LSM.

Ketua DPRD  Lampura non aktif, M. Yusrizal, ST misalnya dengan tegas meminta Pemkab setempat menempuh jalur hukum terkait polemik dokter 'malas' di RSU Ryacudu, Kotabumi yang kerap mangkir dari kerjanya. Pasalnya, biaya yang dikeluarkan oleh Pemkab Lampura untuk menyekolahkan keduanya dalam mengambil spesialisasinya terbilang cukup banyak. "Untuk apa kita (Pemkab) sekolahkan mereka (dokter) kalau tidak bisa diberdayakan disini. Biaya itu kan tidak sedikit," kata dia, dirumah jabatan Ketua DPRD Lampura, Kamis (3/10).
Selain mengenai biaya sekolah tersebut, politisi muda asal partai Demokrat ini juga menyebutkan alasan lainnya yakni jumlah dokter spesialis di Lampura masih terbilang sedikit alias kurang. "Kita ini kan masih kekurangan dokter spesialis. Jadi kalau ada dokter spesialis yang tidak mau mengabdi disini, itu sangat disayangkan," tukasnya.

Sementara dari kalangan eksekutif, permintaan untuk menindak tegas dua oknum dokter spesialis itu muncul dari Asisten II Pemkab Lampura, Azwar Yazid. Dimana menurutnya, kedua dokter 'malas' itu sudah sangat keterlaluan dan tidak dapat dibiarkan. “Mereka (dokter) itu sungguh tidak tahu diri sekali karena biaya sekolah mereka itu dari Pemkab Lampura. Jadi, tidak ada alasan mereka tidak mau mengabdi disini (Lampura),” tandas dia belum lama ini.(Feaby)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...