Sabtu, 01 Juni 2013

SOAL SISWA SMP/SEDERAJAT TIDAK LULUS UN, LAMPURA TEMPATI URUTAN PERTAMA

Kotabumi (SL) – Tingkat ketidaklulusan siswa SMP dan sederajat Lampung Utara (Lampura) pada tahun ini menempati urutan pertama alias tertinggi di Lampung. Dimana, jumlah siswa SMP atau sederajat yang tidak lulus diwilayah ini mencapai angka 212 siswa atau 47,85 persen.

Sedangkan, urutan kedua ketidak lulusan peserta UN SMP dan sederajat ditempati oleh Pemkot Bandar Lampung. Namun demikian, Pemkot Bandar Lampung masih dapat berbangga diri lantaran nilai UN tertinggi tingkat nasional jatuh pada salah satu siswanya, yakni Cahaya Carla Bangsawan dari SMPN 2 Bandarlampung dengan nilai 9,85.
Hal ini terungkap berdasarkan pengumuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tentang kelulusan siswa SMP dan sederajat kemarin (1/6). Dimana, untuk Provinsi Lampung sendiri, jumlah siswa yang tidak lulus UN mencapai 443 siswa dan hampir sebagian besar siswa yang tidak lulus itu berasal dari Kabupaten yang dipimpin oleh Bupati Zainal Abidin.

Plt. Kadis Pendidikan Lampura, Budi Utomo ketika dihubungi tak menampik kebenaran informasi tersebut bahwa Lampura menjadi penyumbang terbesar ketidaklulusan UN SMP pada tahun ini. “Sepertinya iya. Tetapi jumlah yang tidak lulus itu bukan SMP saja, melainkan MTS dan lainnya,” kata dia singkat.

Sebelumnya, jumlah peserta Ujian Nasional tingkat SMP dan sederajat di Kabupaten Lampung Utara pada tahun 2013 mencapai 10.008 orang. Dimana, 254 siswa diantaranya tidak ikut Ujian.

”Dari total peserta UN yakni 10.008 orang, 254 siswa diantaranya tidak ikut Ujian. Jadi, peserta yang ikut UN hari ini adalah 9806 siswa,” terang Kasi Kurikulum Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan setempat, Abizar, Senin (22/4).

Dirinya mengatakan bahwa pelaksanaan hari pertama UN diwilayahnya secara keseluruhan berjalan lancar tanpa ada kendala yang berarti. Dimana,  mata pelajaran yang diujikan pada hari pertama UN ini ialah pelajaran Bahasa Indonesia. "Semua berjalan sesuai harapan kita,” jelas dia.

Kabid Dikdas, Cholil menyebutkan bahwa kemungkinan terjadinya kecurangan dalam pelaksanaan UN tingkat SMP/MTS sangat kecil peluangnya. Hal ini disebabkan sistem pengawasan diberlakukan dalam UN SMP menggunakan sistem silang penuh. Dimana, setiap pengawas UN tersebut berasal dari sekolah lain. "Sangat kecil kemungkinan terjadinya kecurangan dalam UN karena pengawas UN ini sendiri berasal dari sekolah lain. Disamping itu, jenis soal bagi siswa disetiap lokal tidak sama,” ucapnya.(Feaby)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...