Kotabumi (SL) – Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Lampung Utara (Lampura) sangat kaya akan berbagai prestasi.
Sayangnya, berbagai prestasi tersebut tak ada satu pun yang dapat dibanggakan
mulai dari peringkat kedua penderita HIV/AIDS di Lampung, urutan pertama
pengguna jarum suntik se-Lampung, termasuk empat Kabupaten miskin di Lampung,
predikat pertama se-Lampung untuk siswa SMP dan sederajat yang tidak lulus
hingga Opini Tidak Wajar atas Laporan Hasil Keuangan Pemkab tahun anggaran
2012.
Kini Kabupaten yang dipimpi oleh
Bupati Zainal Abidin itu kembali mendapat predikat nomor dua di Lampung setelah
Kota Bandarlampung bermasalah dalam hal kesehatan. Penyematan predikat nomor
dua bermasalah dalam kesehatan ini dibuktikan dengan rendahnya tingkat
partisipasi masyarakat dalam membawa balitanya ke Posyandu.
“Harusnya, tingkat partisipasi
masyarakat dalam membawa balitanya ke Posyandu itu berada diatas angka 80
persen. Tapi, di Lampura, hanya 60 persen saja orang tua yang membawa balitanya
ke Posyandu,” beber Kabid Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Lampung,
Wayan Ariawati, usai pembukaan pertemuan penanggulangan daerah bermasalah
kesehatan di Aula Pemkab Lampura, Selasa (18/6).
Rendahnya tingkat partisipasi inilah,
jelas dia, yang menjadi landasan pelaksanaan pertemuan penanggulangan daerah
bermasalah di Kabupaten Lampung Utara agar solusi dalam upaya pengentasan
masalah kesehatan itu dapat tercapai. “Penyebab rendahnya kunjungan ke Posyandu
ini bukan serta merta tanggung jawab pihak Diskes semata melainkan merupakan
tanggung jawab bersama seperti Pemerintahan Masyarakat Desa (PMD), Peran serta
tokoh masyarakat atau peran serta BKKBN,” ungkap dia.
Terkait hal itu, ia melanjutkan
bahwa pihaknya duduk bersama dengan stake
holder (pihak terkait) di lima Kecamatan seperti Kecamatan Abung Selatan,
Abung Surakarta, Kotabumi Selatan, Kotabumi Utara, dan Kecamatan Sungkai Utara
untuk pengentasan permasalahan kesehatan itu. “Kita pecahkan berbagai
permasalahan kesehatan dengan duduk bersama dalam rangka mencari solusi terbaiknya.
Mudah-mudahan dengan dilakukannya pertemuan ini dapat dirumuskan
langkah-langkah untuk untuk mengatasi minimnya kecenderungan balita untuk datang
ke posyandu,” tutur dia.
Kabid Bina Kesehatan Masyarakat (Binkesmas)
Diskes Lampura, Aida Fitria Subandi, menjelaskan bahwa pemicu utama minimnya
partisipasi masyarakat untuk membawa balitanya ke posyandu adalah kurangnya
kesadaran masyarakat itu sendiri tentang pentingnya memeriksa balitanya ke
Posyandu.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan
setempat, Maya Natalia Manan ketika dikonfirmasi terkait predikat dua
bermasalah di Lampung dalam hal kesehatan dengan tegas membantah. Bahkan
menurutnya, data yang digunakan sebagai dasar penetapan predikat tersebut tidak
valid atau kuat karena sumber dalam program pertemuan penanggulangan daerah
bermasalah kesehatan yang dilakukan itu data tahun 2007. “Itu berdasarkan hasil
riset kesehatan dasar tahun 2007. Kalau sekarang sudah banyak kemajuannya,”
katanya.(Feaby)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar