Kotabumi, HL - Potret pendidikan
di Kabupaten Lampung Utara (Lampura) makin bertambah buram. Bayangkan dalam
setahun dan hanya hitungan bulan saja dua sekolah dasar (SD) didaerah itu
ambruk hingga rata dengan tanah.
Menariknya, sekolah yang ambruk
itu justru baru saja mengalamni perehaban yang tentunya menelan dana yang tidak
sedikit alias ratusan juta rupiah. Apakah ini menunjukkan kinerja Dinas
Pendidikan (Disdik) setempat yang makin terpuruk. Benar kah demikian ..........
??? Berdasarkan hasil investigasi Harian Lampung diketahui dua Sekolah Dasar
(SD) yang ambruk yakni SDN 3 Srimenanti Kecamatan Tanjung Raja terjadi pada 4
September yang lalu kemudian menyusul SDN 3 Cahayanegeri Kecamatan Abung Barat
pada Jum’at 28 September 2012 yang baru lalu.
Kedua sekolah yang ambruk
diketahui hasil kerja rekanan (pihak ketiga,red) yang dibiayai oleh
pemerintah pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2011. Sayangnya, peristiwa yang telah
mencoreng citra pendidikan itu, pihak terkait ternyata tak lebih dari hanya
sebatas mengetahui kejadian kemudian meninjau kelokasi. Selanjutnya belum ada
langkah-langkah kongkrit dalam peristiwa itu.
Kepala Dinas Pendidikan
(Kadisdik) Lampura Zulkarnain melalui Plt Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas)
Abizar membenarkan dua sekolah sudah ambruk dalam waktu hampir bersamaan sejauh
ini pihak Disdik ini baru meninjau kelokasi.
“Kalau saya mendapat informasi
memang sudah dua sekolah dasar yang ambruk. Dan itupun saya ketahui setelah
membaca Koran,” ujar Abizar dihubungi melalui Ponselnya Selasa (2/10.
Menurut Abizar, pihaknya memang
belum mendata berapa banyak sekolah yang ambruk, lantaran pristiwa itu baru
terjadi dua kali saja. Meski demikian, Abizar menyesalkan ambruknya dua sekolah
itu. Pasalnya, Disdik sudah melaksanakan fungsinya selaku leading sektor
sementara yang mengejakan fisik atau bangunan adalah pihak ketiga.
“Ya, tentu kita sangat
menyesalkan dua kali telah terjadinya sekolah ambruk dan ini tentu akan
berdampak pada proses belajar mengajar,” ujar Abizar seraya mengakui dirinya
tidak ikut saat peninjauan kelokasi sekolah yang ambruk.
Tetapi, sambung dia, untuk lebih
jelasnya, bisa ditanya kepada kepala dinas, Sekretaris ataupun Muhtar selalu
Kabid Perencanaan. Sayangnya para pejabat Disdik ini sulit untuk dihubungi saat
berita akan diturunkan. Bahkan jumlah anggaranpun belum diketahui.
Terpisah, Wakil Ketua Komisi D
DPRD Lampura Darwan, BBA mengatakan bahwa dua kali ambruknya sekolah dasar
diwilayah merupakan preseden terburuk dalam dunia pendidikan. “Peristiwa ini
harus ada yang berrtanggung jawab. Apakah Disdik sendiri ataupun pihak
rekanan,” ujar Darwan.
Ditegaskan dia, secepatnya,
Komisi D akan memanggil semua pihak yang terkait dalam pengerjaan proyek
tersebut. “Kita akan pertanyakan dalam hearing. Dan jika terbukti akan kita
rekomendasikan kepada aparat penegak hukum,” tegasnya.
Sementara itu, pantauan dilokasi
SDN 3 Cahaya Negeri beberapa hari yang lalu, satu unit gedung terdiri dari
empat ruang kelas ambruk dan rata dengan tanah. Empat ruang masing-masing
perpustakaan, ruang kelas 4, kelas dan kelas 6. Kondisi paling parah terjadi
pada ruang perpustakaan dan ruang kelas 4. Sekedar mengingatkan, sebelumnya SDN
3 Srimenanti Kecamatan Tanjung Raja ambruk hingga rata dengan tanah. Atas
pristiwa itu, Bupati Lampung Utara Zainal Abidin meminta kepada pihak ketiga
untuk bertanggung jawab. Hal ini ditegaskan bupati saat melakukan kinjungan
kerja (Kunker) diwilayah kecamatan beberapa waktu lalu.(Feaby)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar