Kotabumi
Online - Badan Lingkungan Hidup (BLH) Lampung Utara
(Lampura) memastikan sumur warga disekitar SPBU 24.345.82
tercemar bahan bakar jenis Bensin. Kepastian ini didapat saat BLH
setempat mengecek langsung kesejumlah sumur warga Dusun Tanjung Sari, Desa Bumi
Raya, Abung Selatan, Lampura yang diduga tercemar, Senin (15/10), pukul 10.00
Wib.
“Hasil
pengecekan sementara, kami belum bisa memastikan ini
minyak apa. Akan tetapi, yang pasti ini adalah bahan bakar,” ujar sekretaris BLH Suparman yang didampingi Kasie Pertambangan, Dedi Zainuri,
Senin (15/10).
Kendati
telah menemukan kandungan minyak pada sumur beberapa warga, namun BLH enggan menyatakan
bahwa sumber pencemaran itu berasal dari SPBU yang tidak jauh dari penduduk
tersebut.
“Untuk memastikan jenis bahan bakar yang mencemari sumur
warga itu, harus ada uji laboratorium Kalau dilihat dari tiga indikasi yang ada
yaitu dari warna, bau, serta jejak dipastikan air sumur warga mengandung
minyak. Dan, Tadi kita sama-sama lihat, saat air kita bakar dengan korek api,
ternyata langsung terbakar,” katanya,
Hasil
pengecekan ini, katanya, akan dilaporkan kepada pimpinan dan akan dilakukan uji
laboratorium guna mengetahui jenis bahan bahan baker apa yang telah mencemari
sumur para warga,” jelasnya.
Ishadi,
pemilik dealer motor yang sumur miliknya menjadi salah satu korban pencemaran
meminta Pemkab Lampura untuk segera mengambil langkah tegas terkait persoalan
ini. “Harus ada langkah tegas dari pemkab, terutama persoalan air bersih. Ini
sangat penting. Kami sangat butuh air bersih,” tegasnya.
Untuk
diketahui, Sumur milik warga Dusun Tanjung Sari, Desa Bumi Raya, Abung Selatan,
Lampung Utara (Lmpura) tercemar bahan bakar.
Mirisnya, kendati pencemaran sumur para warga tersebut sudah terjadi sejak tiga tahun terakhir namun
hingga kini belum ada langkah konkret dari Pemerintah Kabupaten setempat
menyikapi persoalan tersebut.
“Akibat pencemaran ini, guna memenuhi kebutuhan air bersih untuk keluarga, saya terpaksa meminta air bersih kepada Pabrik Kayu yang berada didepan rumah. Sementara, sumur bor milik saya sudah tidak terpakai sejak tiga tahun terakhir,” beber Budiman Limansyah (57), Minggu (14/10).(Aby)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar