Kotabumi,
HL –
Lambannya langkah aparat kepolisian dan Pemerintah Kabupaten Lampung Utara (Lampura)
dalam memberantas aksi begal yang terus menelan korban jiwa diwilayahnya kembali
menuai kecaman. Bahkan kini, kecaman tersebut mulai merambah hingga dunia maya.
Sejumlah pemilik Akun yang
tergabung pada Grup Menuju Perubahan Lampura Yang Lebih Baik dalam situs
jejaring sosial Facebook mencibir kinerja
pihak kepolisian dan Pemkab setempat yang dinilai telah gagal dalam memberikan
rasa aman bagi masyarakatnya. Bahkan salah satu Akun dengan nama Kadarsyah
Tarmizi dengan tegas menyatakan bahwa Lampura sebagai ‘Kampung begal’.
“Lampung Utara adalah tanah kelahiran kami. Tapi
kami sendiri tidak merasa hidup nyaman berada disini, begal dimana-mana telah
mengancam kami setiap saat. Pemerintah dan aparat kepolisian pun tak berdaya dan
seakan menutup mata akan hal itu karena mereka disibukkan dengan upaya
memperkaya diri mereka sendiri (korupsi) sehingga tidak perduli terhadap masyarakat
yang telah mempercayakan kepada mereka. Kini tidak ada yang bisa dibanggakan lagi
di Lampura yang saat ini sudah berganti nama ‘Kampung Begal,” keluh dia.
Ungkapan
senada juga datang dari Akun An's Dekarie Koti Mahatidhana. “Dah nggak ada lage tempat. Didepan kantor Polres pun sering
terjadi begal. Ada
apa ini?. Pertanda hukuman bagi kita mungkin. Asal jangan sampai seperti Aceh
lah sob,” katanya.
Pernyataan yang lebih keras
dilontarkan oleh Akun dengan nama Otong Kers. Dimana dalam komentarnya, ia
menyatakan bahwa maraknya aksi begal di Lampura merupakan buah dari sikap Bupati
serta Kapolres yang menganggap enteng persoalan keamanan.
“Semua itu kegagalan Bupati dan Kapolresnya. Masa ngurus
kriminalitas aja ngga tuntas!. Kasus semacam ini jangan dianggap remeh. Pemimpinnya
harus ngambil sikap tegas. Ini Human eror pak,” tandasnya.
Ditambahkan
Akun Albert Ba yang menyatakan bahwa Bupati Zainal Abidin selaku putra daerah
seharusnya dapat memberikan jalan keluar dari persoalan
yang sangat menganggu kenyamanan masyarakatnya. “Begal ama dana sertifikasi
guru ga ada jalan keluar. Seharusnya sebagai pimpinan punya rasa malu. Apalagi
selaku putra daerah Lampung Utara. jangan mau jabatan sama duitnya aja tapi
tanggungjawabnya ga ada,” tudingnya.
Sekretaris Kabupaten Lampura, Rifki
Wirawan ketika diwawancarai belum lama ini membantah jika pihaknya kurang
maksimal dalam menyikapi persoalan begal diwilayahnya. “Kita telah berupaya
maksimal dalam menekan aksi begal ini diantaranya dengan melakukan berbagai
sosialisasi sadar hukum dimasyarakat perdesaan. Namun tentunya, baik Pemkab dan
Kepolisan juga memerlukan bantuan masyarakat dalam menyelesaikan persoalan ini,”
dalih dia.
Sementara, Kapolres Lampura, AKBP. Frans
Sentoe menghimbau kepada masyarakat Lampura agar tidak melakukan main hakim
sendiri saat menangkap basah pelaku begal serta dapat menyerahkan para pelaku
berikut barang bukti kejahatan yang dapat mereka tangkap kepada pihak
kepolisian agar proses hokum dapat berjalan sebagaimana mestinya.HLD-28
Tidak ada komentar:
Posting Komentar