Minggu, 26 Agustus 2012

PENGGUNA DUNIA MAYA KECAM ZAINAL



Kotabumi, HL – Lambannya langkah aparat kepolisian dan Pemerintah Kabupaten Lampung Utara (Lampura) dalam memberantas aksi begal yang terus menelan korban jiwa diwilayahnya kembali menuai kecaman. Bahkan kini, kecaman tersebut mulai merambah hingga dunia maya.
Sejumlah pemilik Akun yang tergabung pada Grup Menuju Perubahan Lampura Yang Lebih Baik dalam situs jejaring sosial Facebook mencibir kinerja pihak kepolisian dan Pemkab setempat yang dinilai telah gagal dalam memberikan rasa aman bagi masyarakatnya. Bahkan salah satu Akun dengan nama Kadarsyah Tarmizi dengan tegas menyatakan bahwa Lampura sebagai ‘Kampung begal’.
“Lampung Utara adalah tanah kelahiran kami. Tapi kami sendiri tidak merasa hidup nyaman berada disini, begal dimana-mana telah mengancam kami setiap saat. Pemerintah dan aparat kepolisian pun tak berdaya dan seakan menutup mata akan hal itu karena mereka disibukkan dengan upaya memperkaya diri mereka sendiri (korupsi) sehingga tidak perduli terhadap masyarakat yang telah mempercayakan kepada mereka. Kini tidak ada yang bisa dibanggakan lagi di Lampura yang saat ini sudah berganti nama ‘Kampung Begal,” keluh dia.
Ungkapan senada juga datang dari Akun An's Dekarie Koti Mahatidhana. “Dah nggak ada lage tempat. Didepan kantor Polres pun sering terjadi begal. Ada apa ini?. Pertanda hukuman bagi kita mungkin. Asal jangan sampai seperti Aceh lah sob,” katanya.
Pernyataan yang lebih keras dilontarkan oleh Akun dengan nama Otong Kers. Dimana dalam komentarnya, ia menyatakan bahwa maraknya aksi begal di Lampura merupakan buah dari sikap Bupati serta Kapolres yang menganggap enteng persoalan keamanan.
Semua itu kegagalan Bupati dan Kapolresnya. Masa ngurus kriminalitas aja ngga tuntas!. Kasus semacam ini jangan dianggap remeh. Pemimpinnya harus ngambil sikap tegas. Ini Human eror pak,” tandasnya.
Ditambahkan Akun Albert Ba yang menyatakan bahwa Bupati Zainal Abidin selaku putra daerah seharusnya dapat memberikan jalan keluar dari persoalan yang sangat menganggu kenyamanan masyarakatnya. “Begal ama dana sertifikasi guru ga ada jalan keluar. Seharusnya sebagai pimpinan punya rasa malu. Apalagi selaku putra daerah Lampung Utara. jangan mau jabatan sama duitnya aja tapi tanggungjawabnya ga ada,” tudingnya.

Sekretaris Kabupaten Lampura, Rifki Wirawan ketika diwawancarai belum lama ini membantah jika pihaknya kurang maksimal dalam menyikapi persoalan begal diwilayahnya. “Kita telah berupaya maksimal dalam menekan aksi begal ini diantaranya dengan melakukan berbagai sosialisasi sadar hukum dimasyarakat perdesaan. Namun tentunya, baik Pemkab dan Kepolisan juga memerlukan bantuan masyarakat dalam menyelesaikan persoalan ini,” dalih dia.

Sementara, Kapolres Lampura, AKBP. Frans Sentoe menghimbau kepada masyarakat Lampura agar tidak melakukan main hakim sendiri saat menangkap basah pelaku begal serta dapat menyerahkan para pelaku berikut barang bukti kejahatan yang dapat mereka tangkap kepada pihak kepolisian agar proses hokum dapat berjalan sebagaimana mestinya.HLD-28

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...