Kotabumi (SL) - Pasangan Bakal
Calon Kepala Daerah (Balonkada) ABDI (Agung Bersama Paryadi) kian intensif
menyambangi berbagai daerah pelosok Lampung Utara (Lampura) guna memikat
simpati rakyat setempat.
Kali ini, pasangan yang mengusung
jargon 'Perubahan bisa' tersebut mendatangi Desa Cempaka Raya, Kecamatan
Sungkai Jaya pada Jum'at (28/6). Ribuan masyarakat baik simpatisan maupun yang
hanya sekedar ingin melihat secara dekat pasangan kandidat peserta Pemilihan
Umum Kepala Daerah (Pemilukada) setempat tampak antusias memadati tempat
digelarnya acara sosialiasi pasangan itu.
Seperti biasa dalam setiap
kunjungannya, Agung Ilmu Mangkunegara kembali menyalahkan Pemerintah Kabupaten
(Pemkab) dalam persoalan kejahatan Begal yang telah banyak memakan korban baik
materil maupun jiwa warga Lampura. Dengan tegas ia menuding bahwa maraknya aksi
begal yang terus terjadi di Lampura ini disebabkan ulah pemimpin Lampura, yakni
Bupati Zainal Abidin yang tidak menyediakan cukup lapangan pekerjaan bagi
masyarakat. “Salahkan pemimpin kita karena aksi begal – begal ini. Karena lapangan pekerjaan bagi warga tidak ada,” beber dia.
Pernyataan Agung tentang fenomena
begal tersebut sontak memancing emosi warga yang datang yang secara spontan
memberikan tepukan tangan sembari meneriakan yel – yel ‘Perubahan bisa’.
“Pemimpinnya tidur. Tidur pemimpin kita,” jerit beberapa warga yang hadir.
Selain persoalan begal, Camat Tanjung Senang, Bandar Lampung ini juga menyoroti buruknya birokrasi pemerintahan Bupati Zainal Abidin. Sebab menurutnya, banyak jabatan dilingkungan Pemkab Lampura ditempati oleh orang yang kurang tepat alias tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki oleh pejabat tersebut. “Masa S.Ag (Sarjana Agama) dijadikan sebagai tenaga penyuluh pertanian. Jabatan itu harus diberikan secara proposional atau tepat. Karena bila diberikan kepada yang bukan
ahlinya maka tinggal tunggu saja kehancurannya,” tandas dia yang kembali mendapat ribuan aplaus atau tepukan tangan warga.
Selain persoalan begal, Camat Tanjung Senang, Bandar Lampung ini juga menyoroti buruknya birokrasi pemerintahan Bupati Zainal Abidin. Sebab menurutnya, banyak jabatan dilingkungan Pemkab Lampura ditempati oleh orang yang kurang tepat alias tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki oleh pejabat tersebut. “Masa S.Ag (Sarjana Agama) dijadikan sebagai tenaga penyuluh pertanian. Jabatan itu harus diberikan secara proposional atau tepat. Karena bila diberikan kepada yang bukan
ahlinya maka tinggal tunggu saja kehancurannya,” tandas dia yang kembali mendapat ribuan aplaus atau tepukan tangan warga.
Agung juga menuding kebijakan
Pemkab yang memberikan gaji sebesar Rp. 25 ribu setiap bulan kepada RT (Rukun
Tetangga) sarat dengan nuansa politis. “Ini fakta dan kenyataan. Karena (sudah)
dekat Pemilukada, RT digaji Rp. 25 ribu. 25 ribu itu cukup buat apa?” tukasnya.
Sementara, Menurut tokoh
masyarakat setempat, Berlianto, pihaknya sengaja mendatangkan pasangan tersebut
dikarenakan masyarakat diwilayahnya ingin mengenal secara dekat pasangan ABDI
itu. "Acara silahturahmi ini merupakan murni usulan masyarakat. Selama ini
kan , mereka
hanya mengenal beliau - beliau (ABDI) lewat banner atau Baleho yang tersebar
hampir disetiap titik strategis didaerah Lampura. Jadi, saya sengaja mengundang beliau kesini untuk mengenalkan kepada masyarakat," kata dia.(Feaby)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar