Kotabumi,
HL – Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPj) Bupati Lampung Utara
(Lampura) tentang APBD tahun anggaran 2011 mendapat sorotan dari sejumlah
Fraksi DPRD setempat. Buktinya, dalam rapat paripurna pandangan umum
Fraksi tentang LKPj Bupati Lampura, Kamis (19/7), di ruang Sidang Paripurna DPRD,
sejumlah Fraksi DPRD setempat melontarkan berbagai kritikan pedas kepada LPKj
tersebut.
Fraksi Demkorat (FD) melalui sekretaris Fraksi,
Herwan Mega dengan lantang mempertanyakan selisih anggaran dalam LKPj APBD
tahun 2011 yang mencapai sekitar Rp. 3 Miliar. dimana, dalam laporan LKpj
tersebut tertulis nilai anggaran sebesar Rp. 911.405.099.278 seharusnya
nilainya tertulis Rp. 915.282.079.154.76. Sementara, dalam LKPJ yang sudah
diberikan semula, nilai tersebut sebesar Rp. 911.405.099.278
Disamping itu, pihaknya juga mengkritisi sejumlah
aset milik Pemkab Lampura yang tidak jelas status hukumnya alias tidak
bersertifikat yann menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan
(BPKP)Provinsi Lampung tahun 2011. “Kita minta kepada pihak eksekutif untuk
melaporkan asset daerah secara rincian, berikut aset yang dimiliki
kepemilikannya,” tegas dia.
Legislator asal Partai Demokrat ini juga
mempertanyakan penyebab utama belum dibayarkan seluruhnya sejumlah dana
tunjangan sertifikasi dan non sertifikasi tahun 2011 lalu kepada sejumlah guru.
“Kita ingin tahu alasan sebenarnya yang menyebabkan sejumlah guru belum
menerima dana tersebut. Sedangkan dana itu sudah dicairkan oleh Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) Lampura,” tandas dia.
Sementara, Fraksi PAN melalui Jordan Bangsaoratoe
menyerang berbagai kebijakan yang telah dibuat oleh pihak eksekuti. Karena
Fraksi PAN menilai, sejumlah kebijakan yang telah dibuat oleh pihak eksekutif
banyak yang kurang tepat sasaran.
“Misalnya program Kacang Kedelai dari Dinas
Pertanian dan Peternakan. Itu kan
tidak sesuai dengan karakter masyarakat Lampura. Kenapa tidak memilih singkong,
kan mayoritas
penduduk kita menanam singkong,” jelas dia.
Fraksi PAN juga mempertanyakan langkah pemerintah
Kabupaten Lampura dalam menangani persoalan keamanan yang sudah sangat
mengganggu kenyamanan masyararakat seperti maraknya aksi begal. “Faktor
keamanan lah yang menjadi pertimbangan utama pihak investor untuk menanamkan
investasinya disuatu daerah,” katanya.
Sedangkan Fraksi Bintang Nuani Persatuan melalui
Hasan Basri Bujangga dalam pandangan umumnya meminta kepada pihak eksekutif
untuk dapat memberikan dokumen keuangan kepada DPRD Lampura. Lantaran menurut
pihaknya, dokumen tersebut berhak diketahui oleh semua masyarakat. “Sangat
disayangkan, Pemkab tidak pernah memberi dokumen itu,” jelas dia.
Fraksi ini juga meminta kepada Bupati Zainal
Abidin untuk lebih dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sektor pajak
dan retribusi. “Target retribusi itu tidak optimal. Dan tingkat kebocorannya
sangat tinggi,” katanya.HLD-28
Tidak ada komentar:
Posting Komentar