Kotabumi (SL) - Semakin mudahnya masyarakat Lampung Utara (Lampura) dalam memperoleh kendaraan motor melalui sistem kredit membuat jumlah jasa angkutan umum diwilayah tersebut semakin menurun. Masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan motor ketimbang menggunakan angkutan umum dalam beraktifitas.
"Jumlah angkutan umum yang tersisa saat ini hanya berjumlah 589 kendaraan," tutur Kabid Angkutan Dishub Lampura, Bahtiar, Minggu (28/9).
Bahtiar mengatakan efek domino dari penurunan jumlah angkutan umum tersebut menyebabkan sejumlah trayek yang biasanya beroperasi melayani penumpang terpaksa tutup sejak beberapa tahun belakangan ini.
Berdasarkan data pihak Dishub, 9 dari 22 trayek yang ada kinia tak lagi beroperasi.
"Hanya 13 lintasan trayek yang aktif saat ini. 9 sisanya tak beroperasi," ucap dia.
Adapun kesembilan trayek dimaksud yakni jurusan Sub Terminal Kota - Bukit Kemuning, Kotabumi - Cabang Empat,
Terminal Induk - Perumnas Tulung Mili,
Sub Terminal Kota - Sinar Harapan,
Sub Terminal Kota - Talang Bojong
Sub Terminal Kota - Sumber Arum,
Simpang Propau - Way Tebabeng,
Bukit Kemuning-Tanjung Raja, dan Sub Terminal Kota-Perumnas Tulung Mili.
"Seiring dengan meningkatnya volume kendaraan bermotor, animo masyarakat untuk menggunakan angkutan umum semakin menurun," ulasnya.
Menurunnya jumlah penumpang yang berujung pada penurunan jumlah angkutan umum dan penutupan sejumalh trayek berpotensi mengancam perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari izin trayek angkutan umum. Meski begitu, pihaknya tetap optimis bakal mencapai target PAD yang telah ditetapkan sebelumnya. "Kita tetap optimis target PAD Dishub akan tercapai," tutup dia.
Dilain sisi, Ifan (25), warga Kota Alam, Kecamatan Kotabumi Selatan mengaku lebih senang menggunakan kendaraan motor daripada angkutan umum. Bapak satu anak ini beralasan, penggunaan motor lebih praktis dan hemat biaya, serta lebih cepat. "Enak kan naik motor lah. Praktis, hemat, dan lebih cepat sampai tujuan," singkat dia.(Feaby)
"Jumlah angkutan umum yang tersisa saat ini hanya berjumlah 589 kendaraan," tutur Kabid Angkutan Dishub Lampura, Bahtiar, Minggu (28/9).
Bahtiar mengatakan efek domino dari penurunan jumlah angkutan umum tersebut menyebabkan sejumlah trayek yang biasanya beroperasi melayani penumpang terpaksa tutup sejak beberapa tahun belakangan ini.
Berdasarkan data pihak Dishub, 9 dari 22 trayek yang ada kinia tak lagi beroperasi.
"Hanya 13 lintasan trayek yang aktif saat ini. 9 sisanya tak beroperasi," ucap dia.
Adapun kesembilan trayek dimaksud yakni jurusan Sub Terminal Kota - Bukit Kemuning, Kotabumi - Cabang Empat,
Terminal Induk - Perumnas Tulung Mili,
Sub Terminal Kota - Sinar Harapan,
Sub Terminal Kota - Talang Bojong
Sub Terminal Kota - Sumber Arum,
Simpang Propau - Way Tebabeng,
Bukit Kemuning-Tanjung Raja, dan Sub Terminal Kota-Perumnas Tulung Mili.
"Seiring dengan meningkatnya volume kendaraan bermotor, animo masyarakat untuk menggunakan angkutan umum semakin menurun," ulasnya.
Menurunnya jumlah penumpang yang berujung pada penurunan jumlah angkutan umum dan penutupan sejumalh trayek berpotensi mengancam perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari izin trayek angkutan umum. Meski begitu, pihaknya tetap optimis bakal mencapai target PAD yang telah ditetapkan sebelumnya. "Kita tetap optimis target PAD Dishub akan tercapai," tutup dia.
Dilain sisi, Ifan (25), warga Kota Alam, Kecamatan Kotabumi Selatan mengaku lebih senang menggunakan kendaraan motor daripada angkutan umum. Bapak satu anak ini beralasan, penggunaan motor lebih praktis dan hemat biaya, serta lebih cepat. "Enak kan naik motor lah. Praktis, hemat, dan lebih cepat sampai tujuan," singkat dia.(Feaby)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar