Minggu, 09 Februari 2014

DIKENAL BERINGAS, WARGA GIRANG BIJAY DITAHAN

Kotabumi (SL) – Penahanan Mulyadi alias Bijay, pemilik Bijay Group bak pelepas dahaga bagi warga disekitar kediaman pelaku yang telah muak dengan sepak terjang pelaku. Dimata warga disekitar kediaman pelaku terutama warga Dusun Dusun Gilih Sari, dan Dusun Tunggal Binangun, Desa Kembang Tanjung, Lampung Utara (Lampura), perangai tersangka Mulyadi atau yang dikenal dengan sebutan bos Bijay itu, terkenal sadis dan ringan tangan.

Pasalnya, selama ini warga sekitar merasa takut dan resah dengan ulah brutal Mulyadi yang sering ‘menganiaya’ dan melukai bawahannya itu. Kendati begitu, mereka tak dapat berbuat banyak lantaran Bijay sendiri terkenal dengan para petinggi Polres. Kesaksian sadisnya tindakan Bijay itu salah satunya datang dari M (50), warga Dusun Tunggal Binangun, Desa Kembang Tanjung, Lampura. Perempuan berumur ini mengaku bahwa kedua anak kandungnya pernah jadi korban aksi brutal Bijay. “Anak saya HN (26) dan HK (28) pernah dianiaya dan ditusuk pakai pisau oleh Mulyadi alias Bijay itu,” tuturnya saat ditemui dikediamannya, Minggu (9/2).

Dituturkan M, bahwa akibat penganiayaan itu, anaknya yang berinisial HN mengalami luka pada beberapa bagian tubuhnya salah satunya dikepala pada 29 Desember 2012. Sedangkan, putranya yang berinisial HK (28), ditusuk oleh sang Bos Bijay dibagian paha kanan dengan senjata tajam pada 12 Januari 2013 silam. “Mulyadi cemburu karena wanita yang disukainya ternyata lebih menyukai anak saya HN. Tapi, kalau HK, itu sama sekali tanpa sebab ditusuk pakai senjata tajam oleh Bos Bijai,” kata dia.

Akan tetapi, warga memilih diam dan bungkam atas perangai sadis sang bos Bijay tanpa melaporkan tindak kekerasan itu ke pihak berwajib meski merasa takut dan terganggu akibat ulah brutal tersangka. Warga khawatir bila laporan terkait bos Bijay tidak akan ditindaklanjuti oleh Polres Lampura karena selama ini tersangka Mulyadi dikenal memiliki hubungan dekat dengan Kapolres sebelumnya, AKBP. Frans Sentoe. “Desas desus yang beredar, Bos Bijay ada hubungan dekat dengan bapak Kapolres sebelumnya (AKBP. Frans Sentoe),” beber dia.

Ditambahkannya, akibat penganiayaan itu, anaknya HN tidak lagi tinggal bersama dirinya dirumah dan memilih merantau lantaran takut dengan tersangka. Bijay juga memiliki cukup banyak anak buah yang dilengkapi senjata tajam (Sajam) dan Senjata api (Senpi) dimana pun berada. “Anak saya HN, sudah lama tidak tinggal disini sejak kejadian itu,” ungkap dia seraya menambahkan, masih banyak bawahan tersangka yang juga dianiaya dan dilukai namun enggan melapor karena takut dengan tersangka Mulyadi.


BIJAI DIISTIMEWAKAN
Sebelumnya, berdasarkan pantauan, disel tahanan Polres, Jum’at (7/2), ternyata tersangka Mulyadi alias Bijay mendapat perlakuan yang cukup istimewa saat didalam sel. Tersangka Mulyadi mengenakan sepatu, celana panjang kain, baju kemeja, dan handphone didalam saku baju kemejannya lengkap dengan power bank (sejenis charger) dan duduk diatas kursi plastik dihadapan para tahanan lainnya yang duduk dilantai bak seorang raja.

Jauh Sebelumnya, pada 13 Januari 2013, tersangka Mulyadi juga sempat dilaporkan ke Polisi lantaran telah menganiaya Rudi Hartono (45), Ruli Ibrahim (17), Yasir Hartono (16), dan Yasin (17), warga Desa Kembang Tanjung, Kecamatan Abung Selatan, Lampura. Namun, jangankan mau ditangkap atau direspon oleh Polisi, hingga kini kasus ini mandek alias ‘dipetieskan’. Laporan pra tersangka tertuang dalam tanda bukti laporan dengan nomor: TBL/45/1/2013/POLDA LPG/Res Lamut.(Feaby)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...