Rabu, 27 November 2013

KURANGI VOLUME PEKERJAAN, REKANAN DITAHAN KEJARI


Kotabumi (SL) - Kejaksaan Negeri (Kajari) Kotabumi, Lampung Utara (Lampura) akhirnya melakukan penahanan atas Azil (50), tersangka tindak pidana korupsi dalam proyek rehab bangunan Sekolah Dasar Negeri 3, di Desa Seri Menanti, Kecamatan Tanjung Raja, Lampura. Proyek rehab bangunan SD N 3, di Desa Seri Menanti tersebut terjadi pada September 2012 silam.

Modus yang digunakan tersangka Azil yang juga sekaligus rekanan dalam proyek rehab yang menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) tersebut yaitu dengan mengurangi volume pekerjaan. Total kerugian Negara yang disebabkan ulah tersangka ini sebesar Rp. 48 juta. Sementara, total pekerjaan rehab itu sendiri yakni sebesar Rp. 166 Juta. “Tersangka Azil kita tahan untuk memudahkan dalam proses persidangan,” kata Kasi Pidsus kejari, Muhtadi SH, Rabu (27/11).

SENGKETA LAHAN TAK KUNJUNG USAI, KOMNAS HAM KEMBALI SAMBANGI LAMPURA


Kotabumi (SL) - Persoalan sengketa lahan antara masyarakat dan perusahaan di Kabupaten Lampung Utara sepertinya tidak pernah ada habisnya. Terbukti, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) kembali menyambangi Kabupaten yang dipimpin oleh Bupati Zainal Abidin pada Rabu (27/11) sekitar pukul 10:00 WIB.
Kepala Bagian Tata Pemerintahan (Tapem) Pemkab setempat, I Wayan Gunawan ketika dikonfirmasi, Rabu (27/11) menyatakan, kedatangan Komnas HAM di Lampura ini ialah untuk menindaklanjuti pengaduan yang masuk ke Komnas HAM tentang sengketa antara PT. Umas Jaya GPP, Lampung Tengah dengan warga Desa Gunung Sari, dan Desa Gunung Kramat, Abung Semuli, Lampura. “Tim Pemantauan Komnas HAM dipimpin langsung oleh Ketua Komnas HAM, Siti Noor Laila, dan sejumlah penyelidik dan administrasi,” terang dia.

MILIKI PUTAW, TIGA PEMUDA DITANGKAP


Kotabumi (SL) – Sedikitnya tiga pemuda diringkus Satuan Narkoba, Polres Lampung Utara, Rabu (27/11) sekitar pukul 09.30 WIB. Ketiganya ditangkap karena diduga memiliki Narkoba, jenis Putaw saat tengah berada disalah satu rumah didaerah Tanah Miring, Kota Alam, Kotabumi Selatan.

Ketiga pemuda itu masing – masing yakni, Hamdi HR (26),  warga jalan Raden Intan, Gang Lambang, Tanah Miring, Kota Alam, Kotabumi Selatan. Kemudian Nerwansah (17), warga jalan Raden Intan, Tanah Miring, Kota Alam, Kotabumi Selatan serta Wayan Sandi Guna (20), warga  Sidomulyo, Lampung Selatan.

DOKTER MOGOK KERJA, PELAYANAN TERGANGGU


Kotabumi (SL) – Lantaran ditinggal mogok oleh para dokter, pelayanan Rumah Sakit Umum Ryacudu (RSUR), Kotabumi, Lampung Utara terhadap pasiennya menjadi terganggu. Aksi mogok kerja dokter se-Indonesia ini dilakukan serntak diseluruh tanah air, Rabu (26/11).
Pantauan di RSUR, Rabu (27/11) sekitar pukul 10:30 WIB, sejumlah dokter di Rumah Sakit plat merah tersebut tidak tampak melayani pasien. Berdasarkan informasi yang dihimpun, para dokter tersebut sengaja tidak masuk kerja dikarenakan akan mengikuti Aksi Demo Dokter di Bandar Lampung. Selain itu, pengobatan pasien yang banyak yang mengalami penundaan termasuk kamar operasi yang tidak beraktifitas sama sekali. Para pasien seluruhnya yang membutuhkan pelayanan pengobatan dialihkan ke ruang Unit Gawat Daerah (UGD).

Senin, 25 November 2013

KEJARI PERIKSA BENDAHARA PENGELUARAN DINAS pU

Kotabumi (SL) - Kejaksaan Negeri (Kejari) Kotabumi, Lampung Utara (Lampura) memeriksa bendahara pengeluaran Dinas Pekerjaan Umum (PU) setempat, AN, Senin (25/11) sekitar pukul 09:00 WIB.

Pemeriksaan terhadap AN berlangsung sekitar 3,5 jam lamanya yakni dari pukul 09:00 - 12:45 WIB. Pemeriksaan atas AN sendiri dilakukan langsung oleh Kasi Intel, Kejari Kotabumi.

Bendahara Pengeluaran Dinas PU Lampura, AN membenarkan bila dirinya telah diperiksa oleh Kejari setempat. Dimana, dalam pemeriksaan itu, dirinya dicecar sejumlah pertanyaan seputar administrasi pengeluaran dalam proyek sepanjang 1,1 Kilometer tersebut.

"Saya ditanya sekitar proses pencairan atau administrasi. Jumlah pertanyaannya sekitar 20 pertanyaan," kata AN sesaat sebelum meninggalkan kantor Kejari Kotabumi, Senin (25/11).

Ia mengatakan bila surat pemanggilan tersebut diterima dirinya pada Jum'at (22/11) lalu. Dimana menurutnya, selain dirinya, pemanggilan itu juga ditujukan kepada Kepala Dinas PU, Hamartoni Ahadis, Kabid Bina Marga Dinas PU, Zainuddin, dan pengawas lapangan dalam proyek tersebut, Didik. "Selain saya, pak Ucok (Zainuddin), pak Didik, dan pak Kadis yang dipanggil kesini (Kejari)," terang dia.

Ditanya mengenai kemungkinan dirinya akan kembali diperiksa oleh Kejari Kotabumi, AN mengaku belum mengetahuinya. "Belum tahu. Masih belum ada petunjuk," kata dia.

Sayangnya, Kasi Intel Kejari setempat, Batman Wasil meski telah didesak sejumlah awak media terkait hasil pemeriksaan terhadap sang bendahara tersebut, enggan memberikan komentar. "Saya no comment dulu y," ucapnya singkat.

Anehnya, Kepala Dinas PU Lampura, Hamartoni Ahadis mengaku belum mendapat surat pemanggilan dari Kejari Kotabumi tentang pemeriksaan dugaan penyimpangan proyek tersebut. "Saya belum terima suratnya. Jadi saya belum tahu," tuntas dia.

Sebelumnya, Kejaksaan Negeri (Kejari) Kotabumi, Lampung Utara (Lampura) berjanji memeriksa sejumlah pihak terkait dalam kasus dugaan penyimpangan pembangunan jalur II dijalan Jenderal Sudirman Kotabumi pada Senin (25/11).

"Senin (hari ini), kita akan panggil pihak - pihak yang terlibat dalam pembangunan dijalan Jenderal Sudirman itu," terang Kasi Intel, Kejari Kotabumi, Batman Wasil melalui ponselnya, Minggu (24/11).

Kepastian pemanggilan itu diperoleh setelah dirinya mendapat perintah langsung dari Kepala Kejari Kotabumi untuk melakukan pemeriksaan secepatnya dalam kasus dugaan penyimpangan tersebut. "Saya dapat perintah langsung dari ibu Kejari untuk memanggil mereka (pihak - pihak terkait) pada Senin esok," tuturnya lagi.(Feaby)

PEMBAHASAN RAPBD DIGELAR TERTUTUP

Kotabumi (SL) - Badan Anggaran (Banang) DPRD Lampung Utara (Lampura) sepertinya kurang memahami Undang - Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Pasalnya, rapat pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPBD) Lampura tahun 2014 yang digelar oleh Banang DPRD setempat, Kamis (25/11) digelar secara tertutup.

Pantauan diluar ruang rapat, setiap anggota Banang baik yang mau masuk maupun keluar ruangan maka pintu ruang tersebut selalu ditutup kembali. Selain itu, pintu ruang rapat pun dijaga ketat oleh Pembantu Teknis Banang DPRD Lampura, Reno.

"Ini rapat internal, Mohon maaf. Harap rekan wartawan maklum," kata dia, Senin (25/11).

Menurut Reno, dirinya mendapat perintah dari para anggota DPRD yang terhormat untuk mengamankan ruang rapat dari pihak wartawan. "Saya hanya menjalankan tugas saja dari anggota DPRD," terangnya.

Ketua DPRD setempat, M. Yusrizal mengatakan bahwa rapat pembahasan RAPBD memang digelar tertutup. Hal ini dimaksudkan agar suasana dalam pembahasan itu dapat lebih nyaman dan leluasa. "Setelah rapat, kita akan tetap publikasikan hasilnya kepada masyarakat,” ucap dia.

Disinggung mengenai apa saja yang dibahas dalam rapat tersebut, Izal demikian ia akrab disapa menjelaskan bahwa salah satunya yakni membahas rencana study banding Banang ke Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Dimana kegiatan ini bertujuan untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan penggunaan anggaran. "Kabupaten Lebak dipilih sebagai tempat study banding karena selain jaraknya yang lebih dekat tapi juga dapat menjadi referensi atau rujukan Lampura dalam menyusun anggaran," tutup mantan Calon Bupati Lampura ini.(Feaby)

Minggu, 24 November 2013

DUEL, AG TEWAS DITIKAM

Kotabumi (SL) – Perkelahian pelajar berujung maut terjadi di SMA N 1 Abung Barat, Lampung Utara (Lampura), Sabtu (23/11) sekitar pukul 14.00 WIB. Ag (19), tewas setelah ditikam senjata tajam oleh rekan sekolahnya, Bm (18).
 
Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui pasti penyebab perkelahian berujung maut tersebut. Korban sendiri telah dimakamkan oleh pihak keluarga pada Minggu (24/11) sekitar pukul 10:30 WIB di Tempat Pemakaman Umum di Desa Cahaya Negeri, Abung Barat, Lampura.
 
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, perkelahian kedua pelajar satu sekolah tersebut berawal saat keduanya cekcok mulut dan dilanjutkan dengan perkelahian. Diduga tidak puas, sang pelaku kemudian pulang kekediamannya untuk mengambil senjata tajam. Sejurus kemudian sang pelaku kembali menemui sang korban dengan pisau ditangannya. Perkelahian tidak seimbang pun sempat terjadi antar keduanya. Lantaran merasa jiwanya dengan pisau ditangan pelaku, sang korban pun memutuskan melarikan diri.
 
Sayangnya, dalam usahanya melarikan diri tersebut, korban terjatuh lantaran tersandung batu. Tak ayal, pelaku langsung menghujamkan pisau yang digenggamnya kepunggung kanan korban. Setelah berhasil melukai rekannya, pelaku Bm lantas melarikan diri dan masih dalam buruan petugas Kepolisian setempat.
 
Menurut salah seorang warga sekitar, Turnadi (24), dirinya beserta warga lainnya melihat korban Ag telah terkapar tidak berdaya dengan luka tusuk dipunggung bagian kanannya. “Kalau asal mula kejadiannya, saya tidak tahu. Warga hanya melihat korban telah terkapar dan berdarah dibagian punggung kanannya,” terang dia, Minggu (24/11).
 
Kapolres Lampura, AKBP. Helmy Santika mengaku belum dapat memastikan motif perkelahian yang berujung tewasnya Bm tersebut lantaran sang pelaku masih dalam pengejaran jajarannya. “Pelaku masih dalam pengejaran. Jadi, kami belum bisa jelaskan tentang motif dibalik pembunuhan itu,” kata dia, melalui ponselnya, Minggu (24/11).
 
Helmy membenarkan sebelum perkelahian tersebut, pelaku dan korban sempat mengalami cekcok mulut dan berujung perkelahian. “Lalu pelaku pergi dengan sepeda motor sambil mengancam korban ‘tunggu kamu’. Tak lama kemudian, pelaku datang kembali dengan senjata tajam dan langsung kembali berkelahi,” terangnya.
 
Ia mengimbau kepada keluarga korban agar menyerahkan sepenuhnya persoalan ini kepada pihaknya karena dirinya berjanji akan menindak tegas sang pelaku sesuai dengan hukum yang berlaku. “Kita minta keluarga korban dan masyarakat mempercayakan persoalan ini kepada kami. Yakinlah, pelaku akan kita tindak tegas sesuai dengan hukum yang ada,” tandas dia.(Feaby)

LAGI, PEMASANGAN JARINGAN LISTRIK PLN DISOAL

 

Kotabumi (SL) – Pemasangan jaringan listrik di Dusun Talang Dungkul, Desa Aji Kagungan, Abung Kunang disinyalir tidak sesuai aturan. Sebab, jaringan listrik di Desa itu hanya menggunakan tiang seperti tiang telepon dan kabel listriknya yang digunakan berukuran sekitar 30 MM dengan jarak bentangan mencapai 4 Kilometer.

Pantauan dilokasi Minggu (24/11), jaringan yang terbentang dimulai dari Travo berkapasitas 50 KVA yang berada didesa Sukamarga menuju dusun Talang Dungkul menggunakan kabel berukuran sekitar 30 MM dengan jarak bentangan mencapai 4 Kilometer. Disamping itu, listrik yang terpasang dirumah warga pun tanpa menggunakan Connector (alat penghubung arus,red).

Padahal, berdasarkan standar kelayakan PT. PLN, pemasangan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) harus menggunakan tiang beton ukuran 9 meter dan jarak pasangan antar gawang sekitar 50 meter dengan menggunakan kabel 35/25 atau 70/50 serta kabel yang disalurkan ke rumah penduduk harus berukuran 10/10 MM.

Akibatnya sudah dapat diterka, arus listrik yang menerangi 54 pelanggan PT. PLN di Desa tersebut terutama pada pukul 17:00 WIB – 20:00 WIB menjadi tidak stabil alias redup. Pemasangan jaringan listrik yang diduga tidak sesuai aturan ini pernah terjadi di Dusun  Umbul Sunda, Kelurahan Rejosari, Kecamatan Kotabumi.

“Tegangan listrik mulai redup itu terjadi pada pukul 17.00 hingga pukul 20.00 WIB. Bahkan, setiap pukul enam malam, lampu akan padam dengan sendirinya dan akan kembali normal setelah pukul delapan malam,” tutur Badri, salah seorang warga Dusun tersebut, Minggu (24/11).

Situasi ini, menurut Badri, terjadi sejak pertama kali jaringan listrik di Dusunnya terpasang. Dimana, pemasangan listrik didusunnya itu sendiri dilakukan oleh pihak perusahaan instalatir listrik yang berasal dari Kotabumi sekitar bulan Mei 2013 lalu. “Pemasangan listrik disini sekitar bulan Mei lalu. Sejak pertama kali dipasang sampai sekarang, listriknya selalu tidak stabil,” ungkapnya.

Salah seorang warga lainnya yang mewanti – wanti agar namanya tidak disebutkan menilai, pemasangan jaringan listrik di Dusunnya yang terkesan ‘asal –asalan’ tersebut sangat merugikan masyarakat. “Kabel yang digunakan saja berukuran kecil. Belum lagi, tiangnya seperti tiang telepon dan saat malam tiba, listrik disini selalu redup,” bebernya.

Sementara, Supervisor Teknik PT. PLN Rayon Bumi Abung, Kotabumi, Tri mengaku belum mengetahui ihwal pemasangan listrik yang diduga tidak sesuai standar di Dusun tersebut. Meski begitu, ia berjanji akan segera memperbaiki jaringan di Dusun tersebut apabila memang tidak sesuai dengan aturan. Sayangnya, ia tidak dapat memastikan kapan waktu perbaikan tersebut akan dilakukan. “Jika pemasangannya seperti itu, jelas sekali telah menyalahi aturan. Saya ucapkan terima kasih atas informasi ini," tuntas dia.(Feaby)

DIDUGA TIDAK SESUAI BESTEK, KEJARI PANGGIL PIHAK TERKAIT

Kotabumi (SL) - Hari ini, Kejaksaan Negeri (Kejari) Kotabumi, Lampung Utara (Lampura) dipastikan melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah pihak terkait dalam kasus dugaan penyimpangan pembangunan jalur II dijalan Jenderal Sudirman Kotabumi senilai Rp. 6,5 Miliar pada tahun 2012.

"Senin (hari ini), kita akan panggil pihak - pihak yang terlibat dalam pembangunan dijalan Jenderal Sudirman itu," terang Kasi Intel, Kejari Kotabumi, Batman Wasil melalui ponselnya, Minggu (24/11).

Kepastian pemanggilan itu diperoleh setelah dirinya mendapat perintah langsung dari Kepala Kejari Kotabumi untuk melakukan pemeriksaan secepatnya dalam kasus dugaan penyimpangan tersebut. "Saya dapat perintah langsung dari ibu Kejari untuk memanggil mereka (pihak - pihak terkait) pada Senin esok," tuturnya lagi.

Kendati demikian, Batman enggan menjelaskan secara rinci pihak mana saja yang bakal diperiksa nantinya. "Perintah itu sudah diteruskan ke bagian Pidana Khusus (Pidsus). Mengenai siapa saja yang akan dipanggil, saya belum tahu," ucapnya.

Ditanya mengenai berapa banyak kerugian negara yang ditimbulkan dalam kasus dugaan penyimpangan pembangunan jalur II itu, Kasi muda ini juga belum mau berkomentar banyak. "Saya belum mau komentar. Tapi, yang pasti indikasi penyimpangan dalam proyek itu sudah jelas," kata dia.

Sebelumnya, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek pembangunan jalur II dijalan Jenderal Sudirman memilih bungkam terkait indikasi dugaan penyimpangan dalam proyek sepanjang 1,1 Kilometer tersebut.

"Silahkan langsung temui pak Kadis (Kepala Dinas). Saya enggak berani komentar jika belum ada perintah pak Kadis," kata Zainuddin, Kamis (21/11).

Namun begitu, Zainuddin yang juga menjabat sebagai Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum (PU) Lampung Utara (Lampura) ini membenarkan bahwa proyek jalan jalur II tersebut sempat diperiksa oleh pihak Kejari Kotabumi. "Saat pihak Kejari melakukan pemeriksaan, saya juga ada disana. Pihak Kejari yang ada saat itu diantaranya yakni Kasi Intel, Kasi Datun (Perdata dan Tata Usaha Negara)," jelasnya.

Kasus dugaan penyimpangan pembangunan  proyek pembangunan jalur II dijalan Jenderal Sudirman, Kotabumi sepanjang 1,1 Kilometer ini sendiri mulai mencuat usai pihak Kejari setempat melakukan penyelidikan belum lama ini. Dimana dalam penyelidikan itu, pihak Kejari setempat menemukan indikasi penyimpangan dalam proyek yang dikerjakan dalam dua tahap tersebut.(Feaby)

Jumat, 22 November 2013

PENCURIAN RUMAH MARAK DILAMPURA

Kotabumi (SL) - Sedikitnya dua unit motor berhasil dibawa kabur oleh kawanan pencuri dari sebuah rumah kosong di Jalan Anggrek nomor 8, Kelurahan Kelapa Tujuh, Kotabumi Selatan, Lampung Utara (Lampura), Kamis (21/11) sekitar

Aksi pencurian dirumah Diki Apriwal (42), Kamis dini hari itu merupakan merupakan yang kelima selama bulan November ini.

Sumani, tetangga korban menuturkan sebelum kejadian pencurian itu berlangsung sempat mendengar suara mesin motor didepan kediaman tetangganya yang dilanjutkan dengan suara pintu pagar rumah yang dibuka oleh seseorang. Namun dirinya tak menaruh curiga lantaran mengganggap sumber suara itu dari sang tetangga yang ingin memeriksa rumahnya. "Saat saya sedang antar anak buang air kecil, saya dengar pintu gerbang itu (tetanggannya) dibuka orang. Kejadiannya sekitar Pukul 02:00 WIB," tuturnya.

Namun, saat kembali mendengar suara mesin motor, dirinya memutuskan untuk melihat sumber suara tersebut. Betapa kagetnya dirinya, saat melihat orang asing keluar dari rumah milik tetangganya itu. "Saya lihat yang keluar dari rumah itu bukan tetangga saya. Jadi, saya langsung membangunkan adik saya Aris," kata dia lagi.

Selanjutnya, dirinya beserta adiknya memberitahukan ihwal tersebut kepada tetangga lainnya termasuk, ketua RT setempat, Edy Sartono. "Ketika warga dan pak RT memeriksa, pintu gerbang dan pintu depan rumah itu sudah terbuka," ungkap dia.

Ditambahkan Ketua RT setempat, Edy Sartono para pelaku berhasil menggasak dua unit motor dari rumah tersebut. Para pelaku diduga masuk melalui atap rumah dengan cara membuka 4 genting dan memotong kayu yang menjadi penyangga genting tersebut setelah sebelumnya memanjat pagar rumah. "Pelaku memotong kayu reng dan kasau lalu masuk ke ruang dapur," terangnya seraya menerangkan kawanan pencuri itu dengan leluasa membawa kabur kedua motor itu karena kuncinya tergeletak didalam rumah.

Mengenai adakah barang berharga lainnya yang digondol para pencuri selain dua motor tersebut, ia mengatakan belum mengetahuinya lantaran sang pemilik rumah sedang tidak berada ditempat. "Rumahnya dalam keadaan kosong. Jadi, kami tidak tahu apa saja yang hilang," ucap dia.

Ia juga menjelaskan, aksi pencurian yang menimpa salah satu warganya tersebut telah ditangani oleh Polres setempat. "Sudah ada anggota dari Polres Lampura yang kesini," tutup dia.

Sebelumnya, para pencuri menggasak Kantor Kecamatan Kotabumi Selatan, rumah Kuwat Suproto (63) warga Jalan Jeruk, RT/02 LK/01 Kelurahan Kelapa Tujuh, Kecamatan Kotabumi Selatan, kediaman Bukhori (37), warga Dusun Semarang, Desa Bumi Harja, Kecamatan Abung Surakarta, serta menggondol Rp. 18 juta dari kediaman Hamami (58) warga Desa Mulang Maya, RT/001, RW/001, Kecamatan Kotabumi Selatan, Lampura.(Feaby)

soal dugaan penyimpangan proyek, Pejabat PU Lampura bungkam

Kotabumi (SL) - Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek pembangunan jalur II dijalan Jenderal Sudirman memilih bungkam terkait indikasi dugaan penyimpangan dalam proyek sepanjang 1,1 Kilometer tersebut.

"Silahkan langsung temui pak Kadis (Kepala Dinas). Saya enggak berani komentar jika belum ada perintah pak Kadis," kata Zainuddin, Kamis (21/11).

Namun begitu, Zainuddin yang juga menjabat sebagai Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum (PU) Lampung Utara (Lampura) ini membenarkan bahwa proyek jalan jalur II tersebut sempat diperiksa oleh pihak Kejari Kotabumi. "Saat pihak Kejari melakukan pemeriksaan, saya juga ada disana. Pihak Kejari yang ada saat itu diantaranya yakni Kasi Intel, Kasi Datun (Perdata dan Tata Usaha Negara)," jelasnya.

Sementara, berdasarkan keterangan nara sumber terpercaya di Kejari Kotabumi, Lampura, Kepala Seksi (Kasi) Pidsus Kejari setempat bakal segera memeriksa pihak terkait dalam kasus dugaan penyimpangan proyek tersebut pada Senin depan. "Berkas pemeriksaan sudah berada di kasi Pidsus. Rencananya, Senin depan (25/11) akan dimulai pemeriksaanya," ujarnya seraya mewanti - wanti agar namanya disembunyikan.

Sayangnya, Kasi Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Kotabumi, Muhtadi tidak berhasil ditemui lantaran sedang mengikuti sidang di Pengadilan Tipikor (Tindak Pidana dan Korupsi) di Bandar Lampung. "Bapak sedang di Pengadilan Tipikor Bandar Lampung," ujar salah satu staf Pidsus Kejari setempat.

Hingga berita ini diturunkan Kadis PU setempat, Hamartoni Ahadis belum juga berhasil dikonfirmasi.

Sebelumnya, Kejaksaan Negeri (Kejari) Kotabumi, Lampung Utara (Lampura) mulai unjuk gigi terhadap kasus dugaan korupsi diwilayahnya. Buktinya, korps Adhyaksa itu mulai menyelidiki dugaan penyimpangan proyek pembangunan jalur II dijalan Jenderal Sudirman, Kotabumi yang menelan biaya sekitar Rp. 6,7 Miliar pada tahun 2012 lalu.
 
"Kita sudah turun ke lokasi. Hasilnya, ada indikasi kuat penyimpangan dalam proyek itu berupa pengurangan volume dalam proyek itu," Kata Kasi Intel Kejari, Batman Wasil, diruangannya, Rabu (21/11).
 
Indikasi penyimpangan dari proyek pelebaran jalan sepanjang sekitar 1,1 Kilo Meter itu semakin diperkuat dengan hasil pemeriksaan dokumen terkait proyek tersebut oleh pihak Kejari Kotabumi tentang dugaan Indikasi penyimpangan dalam proyek miliaran rupiah uang rakyat itu. "Indikasi penyimpangannya sangat signifikan," tutur dia.

Bahkan menurutnya, dugaan penyimpangan dalam proyek tersebut kini telah ditangani oleh Kasi Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Kotabumi untuk ditindaklanjuti. "Kita telah limpahkan dugaan penyimpangan ini ke bagian Pidsus," ucapnya lagi.
 
Kasi muda ini juga menjelaskan bahwa tidak menutup kemungkinan bahwa bagian Pidsus langsung meningkatkan dugaan penyimpangan akan ke tingkat lidik tanpa perlu melakukan penyelidikan kembali. melaoleh pihaknya. "Bisa saja Kasi Pidsus langsung meningkatkan ini (kasus dugaan penyimpangan) ke tingkat lidik," beber dia.(Feaby)

Rabu, 20 November 2013

SEKOLAHNYA AMBRUK, SISWA BELAJAR DILUAR



Sungkai Barat (SL) Sejumlah siswa SDN satu atap Way Isem, Kecamatan Sungkai Barat terpaksa belajar dihalaman sekolah pasca ambruknya gedung SDN dan SMPN satu atap tempat mereka menimba ilmu.

"Ya, terpaksa belajar di ruang terbuka,” kata salah seorang guru SDN Satu Atap Way Isem, Patmawati, Rabu (20/11).

Pasalnya, robohnya gedung yang biasa ditempati oleh siswa kelas I, dan II SD itu, jumlah kelas digedung tersebut menjadi berkurang sehingga menyebabkan sebagian siswa harus belajar dibawah panasnya Sinar matahari. “Seperti inilah kondisinya. Kalau Panas, kepanasan, kalau hujan ya kehujanan," ujar dia.

KEJARI KOTABUMI BIDIK PROYEK JALUR DUA



Kotabumi (SL) - Kejaksaan Negeri (Kejari) Kotabumi, Lampung Utara (Lampura) mulai unjuk gigi terhadap kasus dugaan korupsi diwilayahnya. Buktinya, korps Adhyaksa itu mulai menyelidiki dugaan penyimpangan proyek pembangunan jalur II dijalan Jenderal Sudirman, Kotabumi yang menelan biaya sekitar Rp. 6,7 Miliar pada tahun 2012 lalu.

"Kita sudah turun ke lokasi. Hasilnya, ada indikasi kuat penyimpangan dalam proyek itu berupa pengurangan volume dalam proyek itu," Kata Kasi Intel Kejari, Batman, diruangannya, Rabu (21/11).

Selasa, 19 November 2013

DISHUTBUN MINIM CAPAIAN PAD



Kotabumi (SL) - Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Lampung Utara (Lampura) menempati urutan buncit dalam pengumpulan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun ini. Sebab, realisasi PAD Dinas itu hingga akhir Oktober baru memperoleh 8,1 juta atau sekitar 25 persen dari target Rp. 32,5 Juta.

"Hingga akhir Oktober, PAD Dishutbun baru mencapai Rp 8,1 Juta atau 32,5 persen. Jadi, sesuai dengan data yang ada, Dishutbun satu-satunya Satuan Kerja yang paling minim dalam capaian PAD," ujar Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) melalui Sekretarisnya, Neliwati, Selasa (19/11).

DAK LAMPURA TURUN 2,8 M



Kotabumi (SL) - Dana Alokasi Khusus (DAK) Lampung Utara tahun 2014 mendatang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Jika tahun 2013 ini, Lampura memperoleh DAK sebesar Rp. 92,1 Miliar maka DAK Lampura tahun 2014 hanya sebesar Rp. 89,3 Miliar.

"Dari 92,1 Miliar DAK yang kita terima tahun 2013, tahun depan kita hanya dapat 89,3 Miliar. Jadi turunnya sekitar Rp. 2,8 Miliar," kata Kepala Bidang Anggaran Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) setempat, Sayuti MP, diruangannya, Selasa (19/11). 

BOSAN DIBOHONGI, ASEP POLISIKAN 'OKNUM' HONORER



Kotabumi (SL) – Merasa telah menjadi korban penipuan, Asep Rasidi (30), warga Ogan Lima, Kecamatan Abung Barat, Lampung Utara (Lampura) mempolisikan oknum honorer Dinas Pendidikan setempat, Mayda Mayangsari, Selasa (19/11) sekitar pukul 10.00 WIB.

Dengan nomor laporan LP/914/B/XI/2013/Polda Lampung/SPKT RES LU, korban melaporkan dugaan penipuan sebesar Rp. 7 juta yang dilakukan oknum honorer tersebut kepadanya. Dugaan penipuan ini berawal ketika oknum honorer tersebut berjanji dapat menjadikannya korban sebagai Polisi Pamong Praja (Pol-PP) di Kabupaten Tulang Bawang Barat (TBB). Kejadian ini sendiri sejatinya terjadi Senin 26 November 2012 silam.

MEMALUKAN!!!!..SEKOLAH KEMBALI ROBOH DILAMPURA



Kotabumi (SL) – Peristiwa yang cukup memilukan dan memalukan bagi dunia pendidikan Lampung Utara (Lampura) kembali terjadi. Betapa tidak, belum hilang rasanya dari ingatan tentang robohnya sejumlah gedung sekolah, kini peristiwa serupa kembali terulang. Ambruknya gedung sekolah tersebut semakin menambah buruk citra dunia pendidikan setempat setelah sebelumnya beberapa petinggi di Dinas tersebut dijebloskan ke dalam hotel prodeo lantaran tersangkut persoalan korupsi.

Senin, 18 November 2013

TIM SAR EVAKUASI JASAD PUTRI



Kotabumi (SL) - Jenazah Putri Brilian Cahaya Abung, korban tenggelam disungai Batang Hari, aliran Way Rarem, di Desa Kota Alam berhasil ditemukan oleh tim SAR (Search and Rescue) Senin (18/11) sekitar pukul 10.10 WIB.

Jasad bocah pelajar SD ini ditemukan telah mengambang dengan posisi telungkup di sungai Priki, di Kelurahan Kotabumi Udik, Kecamatan Kotabumi. Lokasi penemuan jasad ini sendiri berjarak sekitar 3 Kilo meter dari lokasi tenggelamnya sang bocah.

LAMBAN DIBAHAS, SEJUMLAH RAPERDA TERANCAM MOLOR



Kotabumi (SL) - Sejumlah Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) dalam Program Legislasi Daerah (Prolegda) Lampung Utara (Lampura) 2013 terancam tak dapat disahkan tahun ini. Alasannya, hampir sebagian Raperda tersebut masih dalam tahap pembahasan dikalangan legislatif.

Kabag Hukum Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat, M. Rezki ketika ditemui diruangannya tak membantah kemungkinan molornya pengesahan sejumlah Raperda tersebut. "Hingga sekarang, baru ada lima Raperda yang disahkan," kata dia, Senin (18/11).

POLISI BEKUK DUA PENCURI SAPI



Kotabumi (SL) - Polres Lampung Utara (Lampura) membekuk dua tersangka pencurian sapi, Sabtu (16/11) sekitar pukul 04.00 WIB. Kedua pelaku itu yakni Edi Sopiyan (37), warga Desa Cempaka, Sungkai Jaya, Lampura, dan Japarudin (35), warga Desa Bojong Barat, Kotabumi, Lampura.

Para tersangka ditangkap hanya selang dua jam setelah menjalankan aksi pencurian seekor sapi dikandang milik Pardi, warga Desa Talang Harapan, kotabumi Udik, Kotabumi, Lampura, sekira pukul 02.00 WIB. Selain para tersangka, pihak Kepolisian juga turut mengamankan sejumlah barang bukti satu ekor sapi betina dan sebilah senjata tajam (Sajam) yang digunakan pelaku. "Tersangka ditangkap berdasarkan laporan korban," kata Kasat Reskrim Polres setempat, AKP. Bunyamin, Sabtu (16/11).

TIDAK HADIR, BUPATI DIKRITIK DEPUTI KEMENPERA

Kotabumi (SL) - Deputi Bidang Perumahan Swadaya, Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera), Jamil Ansari mengkritik ketidakhadiran Bupati Lampung Utara (Lampura) dalam acara Pemberian Bantuan Stimulan perumahan swadaya tahun 2013,di aula Kecamatan Abung Semuli, Sabtu (16/11) sekitar pukul 14.30 WIB.

"Acara seperti ini harusnya Bupati yang hadir. Atau paling tidak, Sekkab (Sekretaris Kabupaten) yang datang," ucap dia. 

RATUSAN PESERTA JALAN SEHAT SEMARAKI HUT GOLKAR



Kotabumi (SL) - Peringatan Hari jadi Partai Golongan Karya (Golkar)  ke-49 di Kabupaten Lampung Utara (Lampura) berlangsung meriah. Kegiatan yang dipusatkan di Taman Olah Seni (TOS) Kotabumi, kemarin (17/11) itu, diawali dengan gerak jalan sehat, pasar murah dan kegiatan sosial donor darah.

ASYIK BERENANG, PUTRI HILANG TERBAWA ARUS



Kotabumi (SL) - Putri (12), warga  Jalan Bernah Dalam, Kelurahan Kota Alam, Kecamatan Kotabumi Selatan, Lampung Utara (Lampura) dinyatakan hilang tenggelam disungai Batang Hari, aliran Way Rarem, di Desa Kota Alam, Minggu (17/11) sekitar pukul 11.00 WIB. Belum diketahui pasti penyebab tenggelamnya korban dialiran sungai tersebut.


Rabu, 13 November 2013

KUMPULAN TULANG MANUSIA DITEMUKAN DI DESA BERINGIN



Kotabumi (SL) – Kumpulan tulang dan tengkorak manusia berupa batok kepala, tangan, dan tulang kaki ditemukan warga di Desa Beringin, Kecamatan Abung Barat, Lampung Utara (Lampura) Rabu (13/11), sekitar pukul 01.00 WIB. Peristiwa penemuan kumpulan tulang dan tengkorak itu sontak membuat geger Desa setempat yang berbondong – bondong ingin melihatnya.


“Saat ditemukan posisi tulang belulang itu telah  teronggok dilantai eks cucian mobil yang sudah tidak terpakai,” kata Kapolsek Abung Barat, AKP. Rohmadi melalui ponselnya, Rabu (13/11).

AKSI PENCURIAN MARAK DILAMPURA



Kotabumi (SL) - Aksi pencurian dengan pemberatan (curat) mulai marak terjadi belakangan ini di Lampung Utara. Pasalnya, dalam rentang waktu 3 hari ini, sedikitnya telah terjadi 3 kali tindak pencurian. 

MIRZA: KAMI PEWARTA. BUKAN PEMBAWA PETAKA



Kotabumi (SL) - Puluhan wartawan yang tergabung dalam Komunitas Wartawan Lampung Utara (Kowala) menggelar aksi damai di sekitar Tugu Payan Mas, Rabu (13/11) sekitar pukul 09:00 WIB.


Selasa, 12 November 2013

3.952 NASKAH SOAL CPNSD DIMUSNAHKAN



Kotabumi (SL) – Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Lampung Utara (Lampura) memusnahkan naskah soal  tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tenaga honorer kategori II, dihalaman kantor BKD setempat, Selasa (12/11), sekitar pukul 9.30 WIB.


Sedikitnya 3.952 naskah soal dan LJK yang dimusnahkan dengan cara dibakar didalam tong sampah. Dengan rincian, 1.975 naskah soal  Tes Kompetensi Dasar (TKD)  dan 1.977 naskah soal Tes Kompetensi Bidang (TKB).

TIDAK BECUS URUSI JALAN, KANTOR PU DIDEMO MAHASISWA



Kotabumi (SL) - Lantaran dinilai tidak becus mengurusi infrastruktur seperti jalan, kantor Dinas Pekerjaan Umum (PU) Lampung Utara (Lampura) didemo puluhan mahasiswa, Selasa (12/11) sekitar pukul 10:00 WIB.


Senin, 11 November 2013

3 TAHUN PENDERITA HYDROCHEPALUS DICUEKI PEMKAB



Kotabumi (SL) – Perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Utara (Lampura) terhadap warganya dibidang kesehatan patut dipertanyakan. Terbukti, M. Akdalian (3), penderita penyakit hydrochepalus luput dari perhatian Pemerintah Kabupaten Lampung Utara. Pasalnya, meski penyakit itu dideritanya sejak lahir, namun hingga kini tak pernah sekali pun Pemkab setempat mengulurkan tangan membantu sang balita tersebut. Padahal, lokasi kediaman sang balita yang berada di Jalan Pangeran Jinul RT 03  RW 03 Kelurahan  Rejosari, Kecamatan Kotabumi hanya berjarak sekitar 1 Kilo meter saja dari pusat pemerintahan Pemkab setempat.

PERALATAN E-KTP DICURI, PELAYANAN E-KTP DIKOTABUMI SELATAN DIHENTIKAN



Kotabumi (SL) – Sejumlah alat perekaman E-KTP di Kantor Kecamatan Kotabumi Selatan, Lampung Utara (Lampura) raib digondol kawanan pencuri, Senin (11/11) sekitar pukul 03.00 WIB dinihari.

Berbagai peralatan perekaman E-KTP tersebut yakni satu unit komputer dan kamera digital. Kerugian ditaksir mencapai Rp. 10 juta rupiah.

Peristiwa pencurian ini kali pertama diketahui oleh sang penjaga kantor yang bernama Syarip (42). Dimana, menurut Syarip, aksi pencurian itu diperkirakan terjadi pada pukul 03:00 WIB. Sebab, sekitar pukul 02:30 WIB, ia sempat pulang ke rumah untuk makan dan sejam kemudian kembali ke kantor.

"Setiba dikantor pada pukul 03.00 WIB, saya melihat pintu belakang kantor sudah terbuka dan rusak," kata dia usai melaporkan kejadian itu di Polres Lampura.

DISKES SIAP PIDANAKAN DOKTER 'MALAS'

Kotabumi (SL) - Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Lampung Utara (Lampura), Maya Natalia Manan mengancam bakal mempidanakan salah satu dokter 'malas' yang kerap mangkir dari tugasnya di Rumah Sakit Umum Ryacudu, Kotabumi. Dokter 'malas' itu bernama Farida Nurhayati.

Langkah itu terpaksa diambil pihak Diskes setempat lantaran dokter Farida Nurhayati dinilai telah melanggar perjanjian yang pernah dibuat oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat sebelum menempuh sekolah spesialisasinya. Dimana, salah satu butir perjanjian yang disepakati itu menyebutkan bahwa dokter - dokter itu harus mengganti biaya sekolah yang telah dikeluarkan Pemkab sebanyak 10 kali lipat bila tidak mengabdi selama 10 tahun atau mengundurkan diri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Minggu, 10 November 2013

HOREEEE...JEMBATAN GANTUNG KOTA ALAM DIRUBAH PERMANEN



Kotabumi (SL) – Sepertinya keinginan masyarakat Kota Alam, Kotabumi Selatan, Lampung Utara (Lampura) untuk memiliki jembatan permanen bakal segera terwujud. Kepastian tersebut didapat setelah sejumlah pejabat teras Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat meninjau langsung lokasi jembatan gantung yang selama ini tak pernah disentuh pembangunan, Jum’at (8/11).


TAMBANG LIAR DISOAL WARGA



Kotabumi (SL) – Keberadaan tambang batu yang berada disekitar aliran Way Rarem, di Dusun tiga, Desa Tanjung Riang Kecamatan Tanjung Raja, Lampung Utara (Lampura) disoal warga setempat. Apa pasal?. Keberadaan tambang itu dapat merusak kelestarian alam dan mengancam konstruksi jembatan disekitar lokasi tambang itu.

Kamis, 07 November 2013

BUTIRAN KRISTAL KELUAR DARI MATA FANI



Kotabumi (SL) – Fani Maftu Amin (13), warga Kota Negara, Kecamatan Sungkai Utara Lampung Utara (Lampura) mungki tak pernah menyangka bila kelopak matanya dapat mengeluarkan butiran kristal. Peristiwa yang cukup menggemparkan penduduk setempat ini juga pernah pernah terjadi di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pertengahan tahun lalu.

Peristiwa yang diluar nalar ini sontak membuat warga sekitar berbondong – bondong mengunjungi kediaman Fani. Pantauan dilapangan, warga saling berebutan melihat butiran seperti kristal yang dikeluarkan oleh mata Fani. Dimana, butiran itu dimasukkan ke plastik dan sesekali ditaruh di piring kecil oleh pihak keluarga Fani.

Wahyuni (42), ibu Fani Kamis (7/11), menuturkan, keluarnya butiran berbentuk kristal dari anak sulungnya itu kali pertama diketahui pada Minggu (27/10). Dimana pada saat itu, anaknya yang masih duduk dibangku kelas I di Madrasah Tsanawiyah (MTs) itu memberitahukan padanya bila mata kanannya dapat mengeluarkan semacam butiran berbentuk kristal. “Fani beritahu saya bila dari mata kanannya keluar butiran seperti kristal,” kata dia saat ditemui dikediamannya.

Namun, tuturnya lagi, beberapa hari sebelum peristiwa langka tersebut terjadi, putra sulungnya itu sempat mengeluhkan sakit dimatanya. Setelah mendengarkan keluhan anaknya itu, ia memutuskan untuk membawa anaknya ke Rumah Sakit di Bandar Lampung. Sayangnya, meski telah berobat, anaknya masih tetap merasakan sakit dimatanya dan berujung dengan keluarnya benda berbentuk butiran Kristal. “Meski telah berobat mata anak saya masih sakit. Tak lama kemudian, dari amta anak saya, keluar butiran seperti Kristal,” jelasnya.


Melihat keganjilan yang terjadi pada anak kesayangannya itu, sontak ia kembali membawa anaknya ke Rumah Sakit di Bandar Lampung guna mendapat pengobatan. Akan tetapi, meski telah diberi obat oleh pihak rumah sakit, namun butiran seperti kristal itu masih keluar dari mata sang anak. “Dokter bilang bila anak saya menderita cyctinosis atau penumpukan asam amino cysteine dari berbagai organ tubuh,” jelas dia.

35 TERSANGKA KEJAHATAN DIRUNGKUS POLRES

Kotabumi (SL) – Setidaknya 35 tersangka diamankan Polres Lampung Utara (Lampura) dalam waktu dua minggu terakhir. Ketiga puluh lima tersangka tersebut terlibat kasus kejahatan pencurian dengan kekerasan (Curas), pencurian bermotor (Curanmor), Pencurian dengan pemberatan (Curat).


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...